Peristiwa bom Bandara Turki yang menewaskan 45 orang harus menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Apalagi, di masa mudik Lebaran bandara sangat ramai.
"Bom Turki harus diambil hikmahnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu memperkuat pengamanan objek vital termasuk bandara, "ujar pengamat terorisme UI Ridlwan Habib, di Jakarta, Jumat (1/7/2016).
Saat mudik, kelengahan pengamanan mungkin terjadi karena banyak orang. Ini yang perlu diantisipasi. "Saat ini BNPT tidak punya kepala definitif karena pak Tito diangkat jadi Kapolri, "kata Ridlwan.
Karena itu, perlu dicari pengganti Tito Karnavian yang ahli pencegahan teror. "Tantangan BNPT ke depan makin kompleks, harus dipimpin yang berpengalaman, " ujar alumni S2 Intelijen UI tersebut.
Ridlwan menjelaskan ancaman teror di Indonesia belum berakhir. Apalagi, gerakan ISIS makin menguat justru di luar Suriah. "Jenderal polisi yang paham soal pencegahan teror tidak banyak, bapak Presiden bisa memilih," katanya.
Saat ditanya, siapa yang paling cocok, Ridlwan tidak menyebut satu nama. "Ada beberapa, misalnya Irjen Arief Darmawan Deputi Pencegahan di BNPT sekarang, ada pak Anas Yusuf, ada pak Wachyunadi, "katanya.
Presiden bisa menunjuk kepala BNPT yang baru berdasarkan pertimbangan skil dan senioritas. "Saya kira tidak musti dari polisi, namun untuk sinergi dengan Pak Tito ya sah-sah saja kalau dari korps Bhayangkara, " tutupnya.