Kasus dugaan malpraktik atas meninggalnya bayi Falya Raafani Blegur (14 bulan) menunjukkan titik terang.
Ayah mendiang Falya, Ibrahim Blegur mengatakan pada Senin (29/6/2016), Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi mengabulkan gugatan atas permohonan bahwa Rumah Sakit Awal Bros dinyatakan bersalah karena melakuan dugaan malpraktik.
Kata Ibrahim, dalam putusan pengadilan, majelis hakim meminta RS Awal Bros Bekasi membayar ganti rugi materil sebesar Rp 205.500.000 kepada keluarga Falya.
"Sidang putusan itu mengabulkan gugatan penggugat bahwa rumah sakit melakukan tindakan melawan hukum, buktinya itu tidak melakukan skin test sebelum memberikan antibiotik," ujar Ibrahim kepada Suara.com, Jumat (1/7/2016).
Meski telah memenangkan gugatan tersebut, Ibrahim tak mempersoalkan ganti rugi. Menurutnya adanya putusan bahwa RS Awal Bros dinyatakan bersalah sudah cukup.
"Walaupun tuntutan saya dimenangkan, saya tidak mengejar ganti rugi, RS Awal Bros bersalah saja saya sudah cukup sebenarnya. Bahwa anak saya meninggal karena memang kesalahan Rumah Sakit Awal Bros,"ucapnya.
Dengan adanya putusan perdata tersebut, Ibrahim berharap kasus yang menimpa anaknya tersebut bisa mempercepat proses pidana yang sedang berjalan di Polda Metro Jaya.
"Ini jadi penguatan, bahwa ini bukti RS telah bersalah, jadi saya pikir kepolisian menunggu apalagi untuk menetapkan tersangka ke dokter Yenny dan pihak RS untuk menindaknya," kata Ibrahim.
Ibrahim menilai selama ini kasus dugaan malpraktik yang menimpa putrinya terkesan diabaikan aparat kepolisian. Pasalnya Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya telah melakukan autopsi jenazah Falya, namun hingga tujuh bulan tidak ada hasil autopsi dan tindak lanjut yang disampaikan kepada keluarga.
"Kasus anak saya saya selama ini semakin di gantung di Polda, jadi Polda itu nggak berani karena nggak punya dasar. Dengan adanya keputusan perdata ini mudah-mudahan, jadi dasar pihak kepolisian segera menetapkan tersangka kepada Dokter Yenny,"paparnya.
Lebih lanjut, Ibrahim juga meminta kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk mengevaluasi Rumah Sakit Awal Bros.
"Kepada Pemkot Bekasi segera dievaluasi Rumah Sakit
yang selama ini tidak dinyatakan bersalah. Saya berharap nggak ada korban lagi dan mudah-mudahan dokter Yenny itu nggak berpraktek lagi , selama dokter itu praktek kemungkinan ada korban lagi, saya nggak mau ada korban lagi seperti anak saya," ungkapnya.
Sebelumnya, tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya telah melakukan pembongkaran makam Falya sesuai dengan prosedur yang berlaku, pada Jumat (27/11/2015).
Pembongkaran makam Falya sendiri, dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Belit, Kel Kranji, Kec Bekasi Barat, Kota Bekasi. Sebanyak 20 Tim Dirreskrimsus Polda Metro Jaya dikerahkan untuk mengetahui penyebab kematian Falya.
Seperti diketahui, keluarga almarhumah Falya melaporkan dokter berinisial YWA yang berpraktik di Rumah Sakit Awal Bros ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya. Keluarga menduga Falya menjadi korban malpraktik setelah dirawat di rumah sakit yang terletak di Jalan KH. Noer Ali.
Falya dirawat di rumah sakit mulai Rabu (28/10/2015). Dia meninggal di RS Awal Bros pada Minggu (1/11/2015). Keluarga mengatakan sebelum diberi antibiotik oleh dokter, Falya sudah mulai sehat. Keluarga Falya menduga pemberian antibiotik tersebut tidak sesuai prosedur.
Dokter YWA dilaporkan atas dugaan pelanggaran Pasal 359 KUHP dan UU Kesehatan yang mengakibatkan orang meninggal dunia. Nomor laporan Polda Metro Jaya LP/4829/X/2015/PMJ/