Kepala Hubungan Masyarakat Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Jamalludin Samosir mengonfirmasi kabar panitera PN Jakarta Pusat berinisial S ditangkap KPK. Ruang kerja Santoso sekarang telah disegel.
"Ada Santoso panitera pak ada, ya," kata Jamalludin, Kamis (30/6/2016).
Jamaluddin mengatakan tidak tahu siapa yang menyegel ruang kerja S.
"Ada Santoso panitera pak ada, ya," kata Jamalludin, Kamis (30/6/2016).
Jamaluddin mengatakan tidak tahu siapa yang menyegel ruang kerja S.
"Tadi ada masuk kantor, dan sekarang ruangannya katanya sudah disegel," katanya.
Jamaluddin mengaku prihatin dengan peristiwa ini. Dia mengaku pusing dengan rentetan kasus yang menimpa lembaga peradilan.
"Ya itu juga kita sudah pusing lagi, sangat prihatin kita," kata Jamalludin.
Jamaluddin mengaku prihatin dengan peristiwa ini. Dia mengaku pusing dengan rentetan kasus yang menimpa lembaga peradilan.
"Ya itu juga kita sudah pusing lagi, sangat prihatin kita," kata Jamalludin.
Dalam operasi tangkap tangan, petugas juga mengamankan barang bukti berupa uang.
Menurut informasi yang diperoleh wartawan, uang yang diamankan sebanyak 30 ribu dollar Singapura. Diduga kuat, uang yang nilainya setara dengan Rp300 juta itu merupakan suap.
Namun, belum diketahui secara rinci hasil OTT malam ini. S diduga ditangkap terkait perkara perdata yang sedang ditangani di PN Jakpus.
Ketua KPK Agus Rahardjo telah mengonfirmasi.
"Benar (ada OTT). Yup (terkait perkara perdata)," kata Agus.
Penangkapan terhadap panitera berinisial S menambah panjang deretan pejabat peradilan bermasalah.
Sebelum ini, KPK menangkap Panitera PN Jakpus Edy Nasution bersama Direktur PT. Kreasi Dunia Keluarga Doddy Ariyanto Supeno. Keduanya diduga melakukan transaksi suap terkait pendaftaran perkara peninjauan kembali di PN Jakpus.
Yang terbaru ialah penangkapan terhadap Panitera PN Jakarta Utara Rohadi yang diduga terkait suap untuk meringankan vonis kasus pencabulan terhadap pedangdut Saipul Jamil.