Suara.com - Setelah belasan tahun mangkrak, jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau dikenal dengan nama Becakayu kini dikerjakan lagi.
Jalan tol tersebut sebagian besar mengambil lahan di sisi Inspeksi Kalimalang. Proyek dimulai tahun 1996, tetapi berhenti dua tahun setelahnya. Proyek mandeg karena diterpa krisis moneter.
Sejak 2015, proyek jalan untuk memecahkan masalah kemacetan Jalan Inspeksi Kalimalang digeber lagi.
Menurut pengamatan Suara.com, Kamis (30/6/2016), pekerja bahu membahu mengerjakan proyek pembetonan. Mereka bekerja seperti semut.
Kerangka-kerangka baja terlihat di sisi-sisi tiang pancang, juga badan jalan yang sebagian sudah jadi.
Alat-alat untuk membangun jalan layang seperti crane dan truk memenuhi beberapa sisi jalan yang Inspeksi Kalimalang. Siang malam, proyek dikerjakan untuk memenuhi target.
Warga pemilik warung dekat proyek, Satinah (32), mendengar informasi seteah Lebaran nanti, akan ada perluasan proyek.
"Iya, mas abis Lebaran akan diperlebar, jadi warung saya digeser lagi ke belakang jalan nanti," kata Satinah kepada Suara.com di Jalan Cipinang, Kalimalang, Jakarta Timur.
Menurut Satinah setelah proyek jalan Becakayu dimulai lagi, proses pengerjaannya cepat sekali.
"Iya mas, tiap malam sudah mulai dicor-cor penyanggah tiang, pagi sudah jadi aja, cepar juga kerjannya," kata Satinah.
Jalan tol Becakayu menelan biaya investasi Rp7,2 triliun, biaya konstruksi Rp4,785 triliun, biaya pembebasan tanah Rp449 miliar, dan masa konsesi 45 tahun (sejak SPMK).
Investor dan pengelola tol Becakayu adalah PT. Waskita Toll Road, anak usaha dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang memegang 60 persen saham PT. Kresna Kusuma Dyandra Marga.
Tol Becakayu terdiri dari 2 seksi yaitu Seksi I Casablanca-Jakasampurna dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya Bekasi. Panjang Seksi I adalah 11 kilometer, dan Seksi II 10,04 kilometer.