Suara.com - Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjan Umum & Perumahan Rakyat Hediyanto W. Husaini baru menyelesaikan survey akhir jalur mudik di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Survey dimulai pada Senin (27/6/2016) dari Jakarta dan berakhir Rabu (29/6/2016) malam di Solo, Jawa Tengah.
Hediyanto mengatakan Pantura Jabar-Jateng sudah siap menghadapi arus mudik Lebaran 2016. Kondisi jalan mudik tahun ini, kata dia, lebih baik dari arus mudik tahun lalu, terutama di Wilayah Jawa Barat. Kendati demikian, dia menghimbau jajarannya untuk meningkatkan kondisi pelengkap jalan yang ada.
"Kita sekarang sibuk membersihkan median jalan, lampu (PJU). Kalau lobang-lobang kecil itu selalu ada, sehari selesai, tinggal kita datangkan aspal," ujar Hediyanto di Pekalongan, Jawa Tengah.
Untuk Jembatan Sipait sepanjang 90 meter, menurutnya sudah bisa di lalui kendaraan, Kamis (30/06/2016) malam atau H-6 Lebaran. Ketika ditinjau, kondisi jembatan sedang dipasang tulangan kemudian dicor pada malam harinya sekitar pukul 22.00.
Bahan beton yang digunakan akan lebih kokoh dari yang direncanakan. Bahkan, proses pemasangannya pun lebih rumit sehingga bisa kering dalam waktu kurang dari 72 jam.
"Bahkan untuk menjamin kualitas beton yang dihasilkan, Ditjen Bina Marga menggunakan beton K750. Padahal awalnya menggunakan beton K350," kata Hediyanto.
Untuk tahun ini Tol Pejagan-Brebes Timur dan Krian-Mojokerto sudah diresmikan oleh Presiden RI dan dapat digunakan untuk arus mudik. Selain itu, seperti diketahui, mulai arus mudik tahun ini akan diberlakukan sistem integrasi pembayaran tol dari gerbang tol (GT) Cikarang Utama-Palimanan, Palimanan-Brebes Timur.
Guna mengantisipasi antrian bayar-ambil tiket di gerbang tol Palimanan. Dirjen Bina Marga mengatakan bahwa pihak operator tol, PT. Lintas Marga Sedaya telah menambah jumlah GT dari awalnya hanya 11 menjadi 26.
"Pintu tol Palimanan merupakan pintu tol yang paling strategis dari Cikarang Utama hingga Brebes Timur. Ada 12 pintu satelit dan 14 pintu utama, " jelasnya. Hediyanto menambahkan pada saat arus mudik, akan dibuka 21 pintu menuju Cirebon atau Brebes Timur dan 5 pintu menuju Jakarta. Hal sebaliknya dilakukan pada saat arus balik.
Kemudian beberapa ruas tol di Jawa Tengah pun sedang bersiap hadapi arus mudik tahun ini, misalnya tol bawen-salatiga dan Solo Kertosono. Di Tol Bawen-Salatiga masih terdapat pengerjaan Jembatan Senjoyo dan Jembatan Tuntang. Untuk hadapi arus mudik, Jembatan Sunjoyo akan diprioritaskan fungsional terlebih dahulu.
"Kami harapkan hari kamis malam sudah bisa ngecor dan pengeringan. Semoga H-5 atau H-4 sudah bisa dipakai arus mudik maupun arus baliknya, " ujar Hediyanto.
Setelah fungsional, pemudik bisa menggunakan tol sepanjang 14 km ini untuk menghindari kemacetan di kota salatiga. Jika ingin melewati tol ini, masyarakat bisa masuk dari Tuntang yang berdekatan dengan Stasiun KA Beringin dañ keluar di daerah Tingkir, tidak jauh dari terminal bus Salatiga.
Secara Khusus Dirjen Bina Marga berterimà kasih pada Badan Usaha Jalan Tol Bawen-Salatiga, yaitu Pt. Trans Marga Jateng yang mau memberikan kesempatan pada pemudik untuk melewati jalur ini.
"Tidak murah dan tidak gampang mambangun jalan beton ringan (lean concrete) sepanjang 14 km. Diperlukan kerja siang malam dan pengamanan di lapangan selama arus mudik. ini luar biasa," ungkap Hediyanto.
Selain tol Bawen-Salatiga, pemudik di sekitar kota Solo bisa memanfaatkan jalan tol solo kertosono (Solker) sebagai jalur alternatif arus mudik lebaran. Menurut data yang diterima, pemudik bisa menggunakan Tol Solker sepanjang 27 km namun akan diberlakukan satu arah selama arus mudik dan balik secara bergantian.
Pada arus mudik, H-7 hingga hari H Lebaran, masyarakat bisa masuk melalui Akses Interchange Solo (klodran) dan keluar di Akses Interchange Sragen (Sidoharjo). Sementara pada arus balik, H+1 hingga H+7 dua akses tadi akan berbalik fungsi.
Pada akhir survey di kota solo, Dirjen Bina Marga berpesan agar para pemudik yang pertama kali menggunakan jalan tol lebih berhati-hati dan mempelajari gerbang tol yang akan dilewati.