Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Ika Lestari hanya pura-pura ketakutan menerima banyak gratifikasi dari pihak lain terkait kebijakan pembebasan lahan.
"Bu Ika-nya belagak ketakutan ini duit gimana gitu lho ya kan? Saya sudah bilang, saya sudah marah pas Januari," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (30/6/2016).
Adanya gratifikasi tersebut ketahuan setelah Ika melapor kepada Ahok pada Januari 2016. Tak hanya Ika yang menerima gratifikasi, sebagian anak buahnya, termasuk para kepala bidang, juga begitu. Jumlahnya sampai sekitar Rp9,6 miliar.
Kejadian ini menyusul munculnya kasus dinas perumahan membeli tanah aset pemerintah sendiri sebesar Rp648 miliar pada 13 November 2015. Tanah seluas 4,6 hektare tersebut berada di Jalan Lingkar Luar Cengkareng. Harga beli itu adalah kesepakatan Dinas Perumahan dan Gedung dengan penjualnya, Rp14,1 juta per meter persegi. Padahal, nilai jual obyek pajak wilayah itu Rp6,2 juta. Pemilik tanahnya dulu Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan. Berdasarkan keterangan dari pejabat dinas perumahan, mereka membeli tanah bukan dari DKPKP, melainkan dari warga bernama Toeti Noezlar Soekarno yang saat itu mengatakan memiliki surat-surat beserta sertifikat lengkap. Pembelian tanah untuk pembangunan rumah susun tersebut merupakan temuan Badan Pemeriksa Keuangan pada audit anggaran 2015 yang dibuka awal Juni 2016. Ahok telah berkoordinasi dengan BPK dan KPK serta Bareskrim Polri untuk menangani kasus yang terindikasi korupsi tersebut.
Ahok juga curiga Ika ada permainan antara Ika dan Kepala Bidang Pembangunan Rumah Susun dan Pemukiman Dinas Perumahan Sukmana dalam membeli lahan seluas 4,6 hektare di Cengkareng. Beberapa waktu lalu, Ahok sudah mencopot Sukmana.
Setelah mencopot Sukmana, Ahok merencanakan mencopot Ika besok, Jumat (1/7/2016).
Ahok kesal dan tersinggung ketika Ika melapor adanya gratifikasi miliaran rupiah. Saat itu keluar kalimat: "mungkin bapak butuh."
"Saya langsung pikir ada yang nggak beres. Sampai ada yang berani mau halus-halus, dia pikir saya demen duit. Saya sudah bilang aku nggak demen duit. Aku demen ribut," kata Ahok.