Kisah Pasukan Penggaruk Sampah Sungai Jorok Jakarta

Rabu, 29 Juni 2016 | 18:37 WIB
Kisah Pasukan Penggaruk Sampah Sungai Jorok Jakarta
Wandi Setiawan (25), petugas Unit Pengelola Kebersihan Badan Air Dinas Kebersihan Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, di Kali Baru, Jalan Mohamad Kaffi II [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cerita tentang pasukan kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak ada habisnya. Berkat merekalah, sekarang sebagian besar wajah tempat-tempat kumuh dan bau busuk sekarang berubah jadi asri.

Wartawan Suara.com menemui Wandi Setiawan, Petugas Unit Pengelola Kebersihan Badan Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu (29/6/2016). Wandi bertugas membersihkan Kali Baru di Jalan Mohamad Kafi II, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Wandi bercerita dia dan timnya yang berjumlah sebelas orang, setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB turun ke sungai dan lingkungan sekitarnya. Mereka mengangkat sampah-sampah yang lewat. Sampah yang dibuang secara sembarangan oleh warga, mereka pindahkan ke tempat semestinya.

"Kami kerja secara bergantian mas ada yang masuk ke kali tujuh orang, yang empat mengangkat sampah sampah dari kali mas dibawa ke atas," kata Wandi di Jalan Mohammad Kaffi II.

Wandi dan teman-temannya sangat bertanggungjawab menjalankan tugas. Mereka juga ingin melihat lingkungan sungai di Ibu Kota bersih dan airnya bening.

Ada yang menarik lagi dari aktivitas mereka. Tim Wandi membangun gubuk berukuran 4 x 3 di dekat sungai. Gubuk tersebut mereka pakai untuk tempat istirahat.

Gubuk dibangun dengan bahan seadanya, seperti kayu bekas dan terpal bekas. Di sanalah, pasukan pembersih sampah sungai tersebut kumpul di jam istirahat. Ngobrol sana sini atau ngopi. 

Air kotor sekarang jadi bening

Wandi mengaku sudah hampir tiga tahun bekerja sebagai Petugas UPK Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Dia bercerita, dulu Kali Baru sangat jorok. Airnya hitam. Bau sampahnya menyengat.

"Itu mas, kalau dulu kotor kalinya mas, saya pertamakali bersihin kali pernah makan saja sehari nggak mau," kata Wandi

Sampah yang memenuhi sungai, kata Wandi, umumnya bekas pakaian.

"Paling sulit itu, bukan sampah bekas makanan mas, tapi kalau sudah bahan bahan kayak baju yang sudah bercampur sama lumpur itu diangkat lama, apalagi kalau banyak mas," ujar Wandi.

Wandi senang dengan pekerjaannya. Menjadi petugas kebersihan telah menghidupi keluarganya. Pendapatan perbulan yang diterimanya lumayan, sama dengan UMR Jakarta.

"Iya kan saya masih bujang mas, cukup lah membantu keluarga di rumah dengan gaji UMR ini, bersyukur saja mas," ujar Wandi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI