Penampakan Rumah Mewah Dua Lantai Tempat Pembuatan Vaksin Palsu

Selasa, 28 Juni 2016 | 19:14 WIB
Penampakan Rumah Mewah Dua Lantai Tempat Pembuatan Vaksin Palsu
Rumah tersangka kasus vaksin palsu, pasangan suami istri, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, di Kemang Pratama Regency, Kota Bekasi [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumah berlantai dua di Jalan Kumala 2 M29, RT 09/05, Perumahan Kemang Pratama Regency, Jalan Kumala 2 M29, RT 9, RW 5, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, terlihat sepi, Selasa (28//6/2016).

Di rumah inilah, anggota Badan Reserse Kriminal Polri menangkap pasangan suami istri, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, karena diduga terlibat pembuatan vaksin palsu untuk bayi, pada Rabu (22/6/2016). Di rumah ini pula vaksin palsu dibuat.

Kedua tersangka sekarang sudah diamankan polisi untuk membantu pengembangan kasus.

Menurut pengamatan Suara.com, hari ini, rumah mewah milik tersangka terlihat sepi. Di tempat parkir, terlihat tiga mobil, tiga motor: Yamaha Mio Soul, Yamaha Scorpion, dan Kawasaki Ninja.

Tetapi, tidak terlihat garis polisi yang melintang di sana, meskipun polisi menggerebeknya pekan lalu.

Subandi, salah satu petugas keamanan perumahan, mengungkapkan meski kendaraan dibiarkan di tempat parkir, polisi telah menyita kuncinya.

"Yang disita cuma mobil saja. Saya juga bingung kenapa motornya nggak ikut disita dan nggak di police line," ujar Subandi kepada Suara.com.

Menurut cerita Subandi, ketika digerebek, pasangan suami istri tersebut sempat mengelak terlibat kasus peredaran vaksin palsu.

Namun setelah polisi menunjukkan bukti-bukti yang menguatkan, mereka tak bisa berkutik.

"Pas ditangkap, polisi juga bawa teman mereka, jadi nggak bisa mengelak karena ada buktinya," katanya.

Dari rumah tersebut, polisi mengamankan 36 dus vaksin palsu yang ditemukan di kamar tidur.

Subandi yang sehari-hari mengawasi komplek mengaku tak menyangka ada aktivitas ilegal yang terjadi di rumah mewah tersebut.

Subandi menambahkan setelah orangtuanya diamankan polisi, kedua anak mereka dibawa keluarga ke tempat lain.

"Pas mereka ditangkap anaknya sama pembantunya masih di rumah, esokannya ada keluarganya yang jemput," katanya.

Saat didatangi Suara.com, lampu-lampu di bagian luar rumah yang catnya dominan abu-abu tersebut masih dibiarkan nyala. 

Lampu di garasi itu pun tampak dibiarkan menyala. Tidak tampak garis polisi (police line) yang dipasang di rumah tersebut.

Total sudah 16 tersangka

Badan Reserse Kriminal Mabes Polri kembali menangkap satu tersangka kasus peredaran vaksin palsu untuk balita. Lelaki berinisial R tersebut ditangkap di Jakarta pada Senin (27/6/2016) malam.

"Tadi malam kita tangkap satu orang yang bertindak selaku distrubutor di Jakarta," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Agung Setya di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Menurut Agung tersangka yang semalam dibekuk merupakan jaringan tersangka distributor yang kemarin ditangkap di Semarang, Jawa Tengah.

"Hari ini sudah (total) ada 16 tersangka diamankan, termasuk yang tadi malam itu," kata Agung.

Polisi terus mengembangkan kasus. Polisi memburu orang-orang yang terlibat dalam jaringan peredaran vaksin palsu yang telah meresahkan masyarakat.

"Kami buru para pelaku, khususnya pembuat vaksin dimana pun mereka berada, kami terus bekerjasama dengan penyidik polda polres jajaran se-Indonesia untuk tangani secara cepat, kita mengenolkan, nggak ada lagi vaksin palsu di lapangan," kata Agung.

Dalam sepekan terakhir, vaksin palsu telah ditemukan beredar di Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.

Ada dugaan, vaksin palsu juga telah tersebar ke daerah-daerah lain. Soalnya, menurut dua tersangka -- pasangan suami istri -- yang ditangkap di Semarang, mereka mengurus distribusi vaksin palsu di wilayah Jawa Tengah dan Sumatera Utara.

Meskipun Kementerian Kesehatan telah memastikan bahwa vaksin palsu tersebut tak berbahaya, polisi terus memburu siapapun yang terlibat.

REKOMENDASI

TERKINI