Waldiono, aktivitas mereka sama seperti warga pada umumnya. Setiap hari, mereka pergi dengan membawa mobil masing-masing. Hidayat merupakan mantan karyawan PT. Yamaha, sedangkan Rita bekerja menjadi bidan di RS Hermina Bekasi.
Dua hari setelah penggerebekan, kata Waldiono, banyak mobil yang lewat depan tempat kejadian perkara. Mereka biasanya lewat untuk melihat-lihat dari luar keadaan rumah yang dijadikan tempat pembuatan vaksin palsu.
"Setelah kejadian, banyak yang penasaran dan lewat rumah ini. Saya lihat sih mereka ibu-ibu dari sekolahan tempat anak yang pertama sekolah di kawasan ini. Soalnya mereka bilang 'Oh ini rumahnya ibunya ini toh," kata dia.
Total sudah 16 tersangka
Badan Reserse Kriminal Mabes Polri kembali menangkap satu tersangka kasus peredaran vaksin palsu untuk balita. Lelaki berinisial R tersebut ditangkap di Jakarta pada Senin (27/6/2016) malam.
"Tadi malam kita tangkap satu orang yang bertindak selaku distrubutor di Jakarta," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Agung Setya di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut Agung tersangka yang semalam dibekuk merupakan jaringan tersangka distributor yang kemarin ditangkap di Semarang, Jawa Tengah.
"Hari ini sudah (total) ada 16 tersangka diamankan, termasuk yang tadi malam itu," kata Agung.
Polisi terus mengembangkan kasus. Polisi memburu orang-orang yang terlibat dalam jaringan peredaran vaksin palsu yang telah meresahkan masyarakat.
"Kami buru para pelaku, khususnya pembuat vaksin dimana pun mereka berada, kami terus bekerjasama dengan penyidik polda polres jajaran se-Indonesia untuk tangani secara cepat, kita mengenolkan, nggak ada lagi vaksin palsu di lapangan," kata Agung.