Bisnis "Sex Toys", Bekas Pengacara Ini Jadi Miliuner

Madinah Suara.Com
Senin, 27 Juni 2016 | 19:17 WIB
Bisnis "Sex Toys", Bekas Pengacara Ini Jadi Miliuner
Ilustrasi toko sex toys (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dulu, Brian Sloan dikenal pengacara murahan yang hanya menangani kasus sepele. Namun, hidupnya berubah seratus delapanpuluh derajat setelah banting setir menjalani bisnis sex toys atau alat bantu seks. Kini, Brian merupakan salah satu pengusaha tajir dengan omset jutaan dolar. 

"Saat itu aku hanya seorang pengacara biasa, yang sedikit lebih baik dari pengacara lain, yang menangani kasus hukum. Saya sadar, lawyer menyewakan otak mereka selama beberapa jam, tak seperti pelacur yang menyewakan tubuhnya selama berjam-jam," katanya.

Kini, Brian memiliki 100 lebih desain alat bantu seks. Paling anyar adalah vibrator yang dinamai Slaphappy serta 3Fap.

"3Fap adalah alat masturbasi untuk laki-laki dilengkapi tiga buah lubang yakni mulut, vagina dan dubur," kata Brian.

The Autoblow 2, produk masturbasi untuk laki-laki merupakan produk Brian paling populer. Autoblom 2 adalah robot simulasi oral seksyang telah diproduksi sebanyak sebanyak 5000 unit. Sex toys paling mahal di dunia ini terjual 90,000 unit di seluruh dunia sejak diproduksi dua tahun lalu. Permintaan paling banyak, kata Brian, datang dari Australia.

"Masturbasi adalah sesuatu yang normal dalam hidup. orang-orang pun semakin terbuka untuk 'mengembangkan' cara mereka bermasturbasi dengan sebuah produk. Saya mendapat keuntungan dari tren ini," ujarnya lagi.

Pegawai Brian tersebar di berbagai negara. Dia memiliki programer di Rumania, desainer di Hongkong, Argentina serta Jerman. Very Intelligent eCommerce Inc, perusahaan yang dikelola Brian bermarkas di kota Beijing, Cina. Di sana, dia mendesain, memproduksi dan menjual produknya. Tahun ini, angka penjualannya tembus 13,5 juta dolar AS.

"Saat ini, bisnis ini sangat menguntungkan untuk saya secara pribadi. Tentunya keuntungannya adalah uang," kata Brian seperti dikutip laman News.

"Penis mainan dari bahan lateks yang membuat saya terinspirasi menjalani bisnis ini. Saya temukan suplier, saya pelajari semua tentang lateks, lalu saya mulai mengimpornya," tuturnya.

Mulanya, bisnis Brian tak bergulir mulus. Ibunya sempat malu memiliki anak yang berbisnis sex toys. "Karena malu, ibu saya bilang ke teman-temannya saya bekerja di bidang ekspor impor di Cina selama beberapa tahun," kenangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI