Ahok akan Tarik KJP Siswa Anggota Jakmania yang Serang Polisi

Senin, 27 Juni 2016 | 11:03 WIB
Ahok akan Tarik KJP Siswa Anggota Jakmania yang Serang Polisi
DPD Partai Golkar Provinsi DKI Jakarta menyerahkan dukungan resmi dari DPP Partai Golkar kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan pemerintah akan mencabut Kartu Jakarta Pintar kalau pelajar yang menggunakannya terlibat aksi anarkistis, misalnya tawuran atau seperti yang dilakukan suporter Persija Jakarta, The Jakmania, akhir pekan lalu.

"Kita akan bilang sama mereka lain kali kalau kamu ikutan begitu KJP akan dicabut, kamu mau sekolah bener atau nggak. Itu mesti dinasehatinlah, kalau mau masa depan ya harus sekolah," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/6/2016).

Pernyataan Ahok terkait bentrok berdarah antara Jakmania dan anggota polisi di tengah pertandingan lanjutan Torabika Soccer Championship 2016 yang mempertemukan Persija Jakarta dan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (24/6/2016) malam. Pertandingan tersebut dihentikan setelah suporter Persija masuk ke lapangan dan entah kenapa menyerang petugas kepolisian setelah tim kesayangan mereka tertinggal 0-1. Akibat keberingasan tersebut, enam anggota polisi luka-luka.

Ahok mengatakan selama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah semaksimal mungkin mengutamakan pendidikan untuk warganya. Salah satunya melalui program KJP serta hadiah Rp18 juta per tahun bagi anak pemegang KJP yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri.

"Sekarang juga nggak ada alasan tinggal di Jakarta kamu bilang masa depan nggak ada, kalau kamu masuk PTN kan kami bantu Rp18 juta per tahun. Jadi nggak ada alasan," kata Ahok.

Ahok menduga anak-anak yang terlibat bentrokan maupun tawuran pelajar lantaran kurang perhatian dari orangtua. Dia berencana menambah jam sekolah.

"Iya karena bisa saja orang tuanya nggak urusin atau yatim piatu. Makanya lebih baik jamnya lebih panjang di sekolah, untuk anak anak seperti itu kita bina di sekolah," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI