Suara.com - Jack Miller tidak bisa menahan letupan emosinya usai menjuarai seri kedelapan MotoGP Belanda di Sirkuit Assen, Minggu (26/6/2016). Betapa tidak, kemenangan itu jadi yang pertama bagi pebalap dari tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS ini di kancah MotoGP.
Teristimewanya lagi, Miller menghapus paradigma bahwa pebalap yang langsung loncat ke kelas para "raja" dari Moto3 tidak akan pernah bisa menang. Pada tahun 2015, Miller memutuskan bergabung ke tim MotoGP, LCR Honda, setelah tiga musim berada di kelas Moto3.
Kondisi ini langka terjadi, dimana umumnya para pebalap akan menjalani tahapan demi tahapan terlebih dahulu untuk sampai ke jenjang MotoGP--dimulai dari tahapan Moto3, lanjut ke Moto2, lalu ke MotoGP.
"Saya tak tahu apakah kemenangan ini akan mengubah peruntungan saya musim ini. Tapi, semua tahu realitanya: Kami masih tahap belajar dan datang dari Moto3 ke MotoGP merupakan langkah besar dan jelas saya tahu bagaimana cara mengendarai motor MotoGP, dan saya tidak idiot," kata Miller, 21 tahun.
"Ini sekaligus menjawab kritik atas pertaruhan besar Honda yang mengambil saya dari Moto3. Ini akan memberi sedikit dorongan kepercayaan diri untuk saya dan saya merasa beruntung bisa memenangkan balapan ini," lanjut pebalap berpaspor Australia itu.
Keberuntungan memang berada di pihak Miller setelah guyuran hujan sempat membuat lomba dihentikan sementara pada putaran ke-15 dan harus dilakukan start ulang. Saat lomba dilanjutkan, sejumlah pebalap top mulai bertumbangan.
Salah satunya pebalap veteran MotoGP yang juga favorit kuat pemenang balapan ini, Valentino Rossi. Pebalap Movistar Yamaha itu terjatuh di Tikungan 10 pada putaran ketiga saat lomba belum lama dilanjutkan, dimana saat itu dia sudah memimpin cukup jauh.
Perlahan tapi pasti Miller mulai merangsek ke depan, diantaranya mulai menyalip Marc Marquez (Repsol Honda) di putaran keempat yang akhirnya tak tersentuh hingga mencapai garis finis. (Crash)