Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya resmi menyerahkan sitaan barang bukti 10 ribu telepon seluler berbagai merek ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
"HP sudah dilimpahkan ke Bea dan Cukai Kamis, Ditreskrimsus sudah dilemparkan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono, Minggu (26/6/2016).
Menurut Awi, jika keberadaan ponsel tersebut merupakan barang ilegal. Hal itu diketahui setelah pihak kepolisian memeriksa beberapa saksi.
"(Dari) pemeriksaan saksi-saksi jika keberadaan barang itu barang ilegal," katanya.
Saat ini, kata Awi, kasus tersebut telah diserahkan kepada pihak Bea dan Cukai untuk mendalami soal izin kepabeanan. Nantinya, menurut Awi, kasus penyelundupan ribuan ponsel tersebut terancam dikenakan dengan Undang-undang Telekomunikasi.
"Kita sampaikan ke bea cukai mau menerapkan UU telekomunikasi, indikasi black market ke bea cukai," kata Awi.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Fadil Imran mengatakan penyidik masih menyelidiki barang bukti 10 ribu telepon genggam yang diamankan dari dua mobil box Mitsubishi dan Isuzu di pintu keluar tol Slipi Jaya, Jakarta Barat, Selasa (7/6/2016) kemarin.
"Kami sedang menyelidiki terkait izin postel dari 10 ribu HP tersebut," kata Fadil ketika dikonfirmasi, Kamis (16/6/2016).
Penyelidikan tersebut guna mendalami izin postel yang biasa digunakan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi.
Fadil juga mengatakan izin kepabeanan ada pada Ditjen Bea dan Cukai.
"(Izin) kepabeanan domain bea dan cukai," kata dia.