Suara.com - Pemerintah Turki menyatakan, Turki mendukung Uni Eropa yang kuat dan bersatu, dengan keinginan untuk bergabung sebagai anggota "yang terhormat dan setara".
Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan NTV,Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan ia berharap keputusan rakyat Inggris akan membawa hasil yang baik, setelah Inggris memberi suara untuk keluar dari Uni Eropa dalam satu referendum.
Ia juga memperingatkan keluarnya Inggris adalah "ungkapan ketidak-puasan", dan menegaskan Uni Eropa mesti menilai visi masa depannya secara layak.
Wakil Perdana Menteri Turki Mehmek Simsek menggambarkan di akun Twitternya pilihan rakyat Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa sebagai "kota Pandora yang terbuka".
Wakil lain Perdana Menteri Turki Nurettin Canikli mengatakan keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa menandai "awal perpecahan" perhimpunan tersebut, dan "Inggris adalah yang pertama meninggalkan kapal".
Referendum pada Kamis (23/6/2016) menghasilkan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa setelah 43 tahun menjadi anggota. Hasil ini berimbas pada upaya Turki menjadi anggota Uni Eropa.
"Jika Turki mencapai tahap bergabung dengan Uni Eropa sebagai anggota penuh, kami akan bertanya lebih dulu kepada rakyat Turki," kata Yildirim, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ia menjawab pertanyaan apakah Turki akan menyelenggarakan referendum mengenai masuknya negara tersebut dalam ke Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu kembali menyatakan tujuan Turki ialah bergabung dengan Uni Eropa sebagai "anggota yang terhormat dan setara". Ia menegaskan Uni Eropa mesti menerima keanggotaan penuh Turki pada tahap itu.
Menteri Urusan Uni Eropa dan Kepala Perunding Turki Omer Celik mengatakan Turki adalah satu negara Eropa dan pemain penting, meskipun bukan anggota persatuan tersebut.
"Negara Eropa masih tak bisa menyelesaikan masalah yang ada," ia menambahkan. (Antara)
Usai Brexit, Turki Kaji Niatnya Untuk Gabung dengan Uni Eropa
Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 25 Juni 2016 | 16:44 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Uni Eropa Sudah Larang BPA di Kemasan Makanan, Akankah Indonesia Menyusul?
26 November 2024 | 16:59 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI