Menlu: Dampak Brexit Bagi Indonesia Tidak Signifikan

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 24 Juni 2016 | 18:44 WIB
Menlu: Dampak Brexit Bagi Indonesia Tidak Signifikan
Menlu Retno Marsudi. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia yakin keputusan rakyat Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit) tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral dan kedua negara akan terus memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia terus mencermati proses dan hasil referendum yang dilakukan di Inggris pada 23 Juni 2016 itu. Hasilnya merupakan cerminan kehendak mayoritas rakyat Inggris.

Dalam keterangan persnya, Menlu menyatakan hasil referendum akan melahirkan tatanan politik dan ekonomi baru di Inggris dan Eropa. Namun demikian dampak langsung referendum tersebut baru akan terlihat setidaknya dua tahun mendatang.

"Hasil referendum di Inggris tidak serta merta langsung berlaku, karena pasal 50 perjanjian Uni Eropa (treaty on European Union) harus diaktifkan dan proses negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa harus berlangsung untuk menyepakati "Withdrawal Agreement" (Kesepakatan Pengunduran Diri)," tegas Menlu dalam keterangan persnya, Jumat (24/6/2016).

Retno menambahkan Hubungan Inggris dan Uni Eropa ke depan akan ditentukan dan diatur dalam "Withdrawal Agreement" seperti terkait isu-isu mengenai tarif perdagangan, kebebasan pergerakan warga (freedom of movement of people), pengaturan keuangan dan status hukum Inggris dalam berbagai perjanjian internasional Uni Eropa.

Dari segi politik dampak langsung bagi Indonesia atas hasil referendum Inggris akan sangat terbatas. Prioritas kemitraan Indonesia-Inggris maupun kemitraan Indonesia-Uni Eropa tidak akan berubah.

Sedangkan dari segi kerja sama ekonomi dampak dari hasil referendum masih harus mencermati tindak lanjut dari hasil "Withdrawal Agreement" Inggris-Uni Eropa.

"Dampak terhadap berbagai perjanjian yang ada antara Indonesia dengan UE maupun Inggris seperti status Inggris dalam skema kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif dengan UE (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-UE CEPA) dan Lisensi Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola dan Perdagangan (FLEGT) baru akan terlihat setelah disepakatinya "Withdrawal Agreement" Inggris-Uni Eropa," sebut Menlu RI.

Inggris merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2012. Nilai perdagangan kedua negara pada 2015 mencapai 2,35 miliar dolar AS sementara itu nilai investasi Inggris di Indonesia mencapai 503,2 juta dolar AS. Pada tahun yang sama jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia tercatat sebesar 69.798 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI