Ditikam dari Belakang, Teman Ahok akan Selektif Terima Relawan

Kamis, 23 Juni 2016 | 17:45 WIB
Ditikam dari Belakang, Teman Ahok akan Selektif Terima Relawan
Pendiri komunitas Teman Ahok, Singgih Widiastono [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus lima bekas relawan Teman Ahok, menjadi pelajaran penting bagi organisasi dalam menyeleksi calon relawan. Teman Ahok merupakan komunitas pendukung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama maju ke pilkada Jakarta melalui jalur non partai.

"Sangat menjadi pelajaran berharga buat kami. Untuk selanjutnya kami akan seleksi dengan ketat untuk menjadi relawan, bila hanya untuk berpikir mencari uang di sini, bukan tempatnya," kata salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widiyastono, di Sekretariat Teman Ahok, Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2016).

Seperti diberitakan sebelumnya, lima bekas relawan menyelenggarakan konferensi pers di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016) siang. Mereka menuding Teman Ahok melakukan manipulasi pengumpulan salinan KTP warga Jakarta untuk mendukung Ahok. Tetapi tudingan itu kemudian disangkal oleh para pendiri Teman Ahok dan sebaliknya mereka menilai kelima mantan teman tersebut telah dimanfaatkan oleh ormas untuk menyerang.

Teman Ahok berisi anak-anak muda yang mendukung Ahok secara sukarela.

Singgih mengatakan orang yang bergabung dengan Teman Ahok dengan motif mencari uang pasti akan kecewa.

Singgih menegaskan kelima mantan teman tersebut sudah dipecat sebelum mereka menyelenggarakan konferensi pers. Mereka dipecat karena kasus pelanggaran dalam pengumpulan dukungan.

"Kami sama sekali tidak bertanggungjawab atas lima mantan relawan Teman Ahok. kami merasa banyak Teman Ahok dan masyarakat pemberi dukungan lewat KTP mereka, kedepan pasti mereka akan melakukan sesuatu," ujar Singgih.

Singgih mengatakan sebenarnya Teman Ahok bisa saja membawa kelima mantan relawan tersebut ke polisi dalam kasus pencemaran nama baik. Namun, urung dilakukan karena kasihan.

"Sebenarnya kami bisa pidanakan mereka, tapi biarkan masyarakat yang menilai. Kami akan bantu, siap membuka data yang kami miliki," ujar Singgih.

Selain menuding ada kecurangan dalam pengumpulan salinan KTP, kelima mantan Teman Ahok juga menyebutkan adanya barter salingan KTP antar posko atau antar wilayah. Mereka juga mengungkapkan soal sistem honor dan kejar target.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI