Derita Penyakit Aneh di Singapura, PRT Indonesia Butuh Bantuan

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 23 Juni 2016 | 16:29 WIB
Derita Penyakit Aneh di Singapura, PRT Indonesia Butuh Bantuan
Titin, PRT Indonesia yang menderita penyakit aneh di Singapura. (Give Asia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia yang bekerja di Singapura menderita penyakit langka dan harus dirawat di rumah sakit. Keluarga majikan yang mempekerjakannya menggalang dana lewat online untuk membayar biaya perawatan dan pemulangan si PRT malang tersebut.

Putri dari sang majikan membuat sebuah laman penggalangan dana di situs "crowdfunding" Give Asia sejak Senin (20/6/2016). Di laman tersebut ia menjelaskan bahwa pembantu mereka yang berusia 31 tahun, hanya disebutkan bernama Titin, sudah bekerja untuk mereka selama 12 tahun terakhir.

Semua berawal saat Titin dilarikan ke rumah sakit Tan Tock Seng pada 10 Juni silam karena mengalami pembengkakan pada mata dan demam tinggi. Beberapa hari kemudian, kondisinya makin parah. Tenggorokan, mulut, dan bibirnya menjadi penuh luka menganga.

Dari laman penggalangan dana yang dibuat Jobina Tan, sang putri majikan, Titin bahkan mengeluarkan darah dari mulutnya dan tidak bisa berbicara. Kulit di sebagian tubuh Titin juga mengelupas.

"Para dokter tidak bisa mendiagnosa penyebab kondisinya dan hanya menduga itu disebabkan oleh Sindrom Stevens-Johnson atau Toxic Epidermal Nerolysis," tulis Jobina di laman itu.

"Ia dalam kondisi kritis dan ketika Anda membaca ini sekarang, kondisinya memburuk," sambungnya.

Hingga Kamis (23/6/2016) petang, sumbangan yang terkumpul sudah mencapai 20.180 Dolar Singapura atau sekitar Rp200 juta.

Dokter telah menyarankan agar Titin dipulangkan ke Indonesia, dan yang bersangkutan pun sudah meminta dipulangkan. Namun, melihat kondisinya, Titin hanya bisa dipulangkan dengan layanan ambulans udara (pesawat SOS) yang membutuhkan ongkos paling murah 30.000 Dolar Singapura. Akan tetapi, sebelum itu, Titin harus terlebih dahulu menjalani operasi kulit di Singapore General Hospital dengan biaya operasi mencapai 30.000 Dolar Singapura.

Majikan Titin, yang hanya diketahui bernama Nyonya Fang, melalui surat kabar Lianhe Wanbao, mengatakan bahwa dirinya amat berterimakasih kepada netizen atas kemurahan dan kemauan untuk membantu orang asing yang sedang terkena masalah.

"Kondisinya benar-benar tidak stabil. Kami tidak tahu berapa biaya pengobatan seluruhnya," kata Nyonya Fang.

"Namun, karena dana ini dikumpulkan oleh Netizen, kami akan menyerahkan kepada Titin untuk menentukan bagaimana ia akan menggunakan dana tersebut," ujar Nyonya Fang.

Fang mengatakan, kondisi Titin sudah membaik meskipun sedikit. Ia sudah bisa mengucapkan beberapa patah kata dan bengkak di matanya sudah berkurang.

Sejumlah dokter spesialis juga sudah menengok Titin sejak kabar tentang dirinya menyebar. (Asia One)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI