Suara.com - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6/2016). Tujuannya untuk melihat kondisi kawasan tersebut.
Dalam rapat terbatas dengan beberapa Menteri Kabinet Kerja di KRI Imam Bonjol 383, Jokowi menginstruksikan percepatan pembangunan ekonomi di Natuna. Sebab, Natuna merupakan salah satu beranda terdepan Indonesia dan kawasan strategis nasional.
Usai rapat terbatas, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Presiden Jokowi memiliki gagasan mengerahkan ribuan kapal nelayan di Pulau Jawa ke Natuna. Sebab, wilayah Jawa sudah terlalu padat oleh kapal nelayan.
"Dalam kunjungan ini sudah ada pikiran Presiden untuk mengalihkan hampir enam ribu kapal nelayan dekat pulau Jawa yang sudah crowded (banyak) bisa juga main di sini," kata Luhut.
Hal itu dilakukan untuk pengembangan perekonomian Natuna. Selama ini, di kawasan tersebut banyak kapal nelayan asing berkeliaran untuk pencurian ikan.
Baru-baru ini, sejumlah kapal nelayan Cina masuk ke sana dan berhasil ditangkap TNI Angkatan Laut.
"Daripada orang lain yang main di sini (kapal asing)," ujar dia.
Selain itu, kata dia, Jokowi datang untuk mengecek pertahanan Angkatan Laut dan ketersediaan alat utama sistem persenjataan.
"Beliau (Jokowi) sekalian melihat alutsista kita di sini," tutur dia.
Saat ditanya, apakah dengan kedatangan Jokowi ke Natuna dan menggelar rapat terbatas di atas kapal perang sebagai sinyal peringatan kepada Cina, Luhut menampik.
"Nggak ada begitu. Kami tetap bersahabat dengan Tiongkok dengan negara lain," kata dia.