Di sidang fit and proper test yang diselenggarakan Komisi III DPR, hari ini, salah satu pertanyaan yang dilontarkan kepada calon tunggal Kapolri Komisaris Jenderal Tito Karnavian ialah mengenai loyalitasnya kepada Presiden Joko Widodo. Pertanyaan ini untuk mengetahui sikap Tito dalam menghadapi pemilihan presiden tahun 2019.
"Yang ini bisa dijawab secara langsung. Apakah saudara calon loyal terhadap Presiden?" kata Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Benny K. Harman.
Tito kemudian menjawab. Dia menjelaskan tentang posisi institusi Polri.
"Institusi Polri adalah institusi yang unik karena berada pada dua komponen. Pertama eksekutif sebagai penyelenggara dan kedua yudikatif sebagai penegak hukum," kata Tito.
"Dalam konteks eksekutif, penyelenggara negara, Polri harus loyal penuh terhadap Presiden. Tapi dalam konteks yudikatif, penegakan hukum, maka kami harus loyal kepada hukum. Kami kira demikian pak," Tito menambahkan.
Selanjutnya, Benny menjelaskan pentingnya penjelasan sikap Tito di jelang pilpres. Sebab, kata dia, tidak boleh Polri dijadikan alat oleh Presiden.
"Baik terimakasih banyak pak. Karena ini penting, hukum ada di atas presiden. Oleh karena itu, Kapolri loyalnya hanya pada konstitusi. Nantinya kalau ada pemilihan presiden (2019), janganlah Kapolri menjadi alatnya Presiden, apalagi calon Presiden-nya incumbent," tutur Benny.