Suara.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau lokasi pembangunan empat jalan tol di wilayah Jabodetabek Selasa (21/6/2016) lalu. Pembangunan empat ruas tol ini sebelumnya mangkrak karena mengalami berbagai permasalahan.
Peninjauan ke pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Cimanggis-Cibitung, Depok-Antasari (Desari) dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) tersebut didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Dalam setiap kunjungannya, Presiden menekankan bahwa pemerintah sudah memberi peluang konsesi kepada pihak swasta. Apabila pada pelaksanaannya tidak dikerjakan, tentunya akan diambil alih pemerintah untuk kembali ditawarkan kepada swasta atau BUMN.
“Swasta sudah diberi peluang konsesi, tapi kalau tidak dikerjakan ya diambil alih dong, dimanapun, seperti Batang-Semarang, Solo-Ngawi, Bocimi diambil kalau bertahun tidak dikerjakan ya diambil. Sekali lagi kita berikan seluas-luasnya kepada swasta, kalau tidak diambil BUMN, dan APBN itu jalan terakhir,” tutur Presiden di lokasi pembangunan tol Becakayu.
Diketahui menurut PP 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol pasal 75 ayat 1 c, bahwa BPJT berwenang untuk melakukan pengambilalihan hak sementara pengusahaan jalan tol yang gagal dalam pelaksanaan konsesi, untuk kemudian dilelangkan kembali pengusahaannya.
Presiden juga menegaskan bahwa kepentingan jutaan orang jangan sampai dikalahkan oleh segelintir orang, hal ini menyangkut persoalan lahan di beberapa lokasi pembangunan jalan tol. “Yang paling penting, kesatu, ini untuk kepentingan jutaan orang, tidak bisa dikalahkan oleh satu, dua orang.Kedua proyek ini harus jalan karena untuk mengatasi kemacetan yang sudah amat sangat (parah) yang tiap pagi berkilo kilo macet,”tutur Presiden di lokasi pembangunan Cimanggis-Cibitung.
Presiden mengatakan, untuk pembebasan lahan di lokasi tersebut sudah tersedia dana sebesar Rp 1,5 triliun. Apabila proses pembebasan lahan dapat selesai dengan lancar, Presiden yakin konstruksinya akan dapat terlaksana lebih cepat. “Kalau lahannya rampung, pasti kontruksi juga akan mengikutinya,” katanya di lokasi pembangunan Tol Desari.
Saat ini pembangunan keempat jalan tol tersebut sudah berlanjut kembali, untuk jalan tol Bocimi misalnya, dari panjang jalan 54 km, saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 94,57 persen, sedangkan progress fisiknya sudah mencapai 12 persen dari 15,35 km. Seksi I tol Bocimi akan menghubungkan Ciawi-Cigombong Lido, Seksi II menghubungkan Cigombong Lido sampai Cibadak, serta Seksi III dan IV antara Cibadak hingga Sukabumi. Dengan begitu jalan tol Bocimi akan menghubungkan Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Sukabumi Utara dan Kota Sukabumi.
Jokowi pun meminta kepada kontraktor untuk menyelesaikan pembangunan tol Bocimi yang terdiri empat seksi tersebut pada 2018, sementara untuk seksi I diminta selesai pada 2017. “Tadi Waskita menyampaikan (Tol Bocimi) akan rampung pada 2019 tapi saya minta 2018 dan Seksi I pada 2017 selesai,” ujarnya.
Bahkan untuk pembangunan jalan tol Becakayu, Presiden mengaku kaget dengan progressnya yang cukup cepat sejak kembali di Ground Breaking pada Oktober 2014. "Saya kaget memang progres-nya sangat-sangat cepat sekali. Dikerjakan siang malam dan jadinya seperti ini. Kita harapkan nanti akhir tahun 2017 Insya Allah selesai semuanya," tambahnya.