Ada KTP Ganda atau Tidak di Teman Ahok, Ketahuan Saat Verifikasi

Rabu, 22 Juni 2016 | 21:26 WIB
Ada KTP Ganda atau Tidak di Teman Ahok, Ketahuan Saat Verifikasi
Relawan Teman Ahok [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Lima mantan relawan Teman Ahok menyelenggarakan konferensi pers di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, untuk mengungkap permasalahan-permasalahan di balik pengumpulan fotokopi KTP warga Jakarta yang sudah mencapai 1.024.632 lembar per Minggu (20/6/2016) lalu. Mulai dari dugaan penggandaan KTP sampai soal sistem honor.
 
Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan informasi adanya penggandaan KTP yang dilakukan Relawan Teman Ahok bukan hal baru. 
 
"Bagi saya, informasi ini bukan hal yang baru. Karena dari awal pengumpulan KTP-nya itu, saya tahu, cara pengumpulannya itu. Bukan door to door. Tapi diambil keluruhan, leasing, dari mana sajalah, dari perdana-perdana itu kan daftar pakai KTP. Jadi kalau menurut saya, ini bukan informasi baru," kata Masinton, Rabu (22/6/2016).
 
Dia menambahkan bila benar ada penggandaan KTP, nanti akan ketahuan saat proses verifikasi faktual yang dilakukan KPUD DKI Jakarta.
 
"Nah kalau diganda-gandakan, nanti pas verifikasi kan ketahuan juga," tuturnya.
 
Dalam konferensi pers tadi, Khusnul Nurul, mantan penanggungjawab Teman Ahok Kecamatan Pulogadung, mengatakan kenapa baru hari ini menyelenggarakan konferensi pers.

Suara.com - "Di Teman Ahok ini banyak kebohongan, tapi saya cinta sama Pak Ahok. Saya ingin politik yang jujur, tapi kenyataannya begini," ujar Khusnul.

Khusnul menyebut tak semua KTP yang dikumpulkan asli, ada sebagian yang fiktif. Sayangnya, dia tidak secara rinci berapa jumlah yang fiktif dan di daerah mana saja ditemukan.

"Teman Ahok yang melakukan kebohongan jadi saya harus meluruskan. Saya tidak separah teman-teman dengan cara barter KTP. Saya mencari itu dari teman-teman untuk bantu saya," kata Khusnul.

Khusnul mengaku telah selesai masa kontrak dengan Teman Ahok pada bulan Mei.

Juru bicara komunitas Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, tidak ambil pusing menanggapi aksi lima bekas relawan.

"Sebenarnya, kalau kita mau jahat, KTP palsu itu bisa kita buka. Dan teman-teman yang membeli itu bisa dituntut, loh. Kan kasihan juga," kata Amalia di kantor Sekretariat Teman Ahok, Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Amalia mengungkapkan beberapa kenakalan yang dilakukan kelima bekas relawan. Di antaranya, sebagian formulir data yang diserahkan ke sekretariat Teman Ahok, tidak diberi nomor telepon.

"Selain itu, ada juga NIK (Nomor Induk KTP) yang sama, tetapi fotonya berbeda. Kemudian, ada NIK nya sama tetapi alamatnya berbeda, ini ada datanya, nanti teman-teman lihat sendiri, karena ada juga nama yang beda tapi NIKnya sama, kurang lebih seperti itu," kata Amalia.

Pendiri komunitas Teman Ahok yang lain, Singgih Widiyastomo, curiga di balik sikap kelima bekas relawan ada peran organisasi masyarakat. Hal itu diketahui Singgih dari pengakuan dua relawan Teman Ahok yang sebelumnya dipaksa ormas tersebut untuk memberikan data tentang Teman Ahok.

"Memang ada sebuah gerakan dari sebuah ormas untuk mengumpulkan orang yang tersingkir di Teman Ahok dan memfasilitasi mereka untuk membuat pertemuan pers," kata Singgih dalam konferensi pers.

Menurut Singgih perekrutan bekas Teman Ahok oleh ormas bertujuan agar mereka mau membocorkan informasi tentang aktivitas Teman Ahok. Namun, Singgih memastikan kelima orang tersebut tidak punya informasi yang komprehensif alias hanya sepotong-sepotong, karena mereka bukan pendiri.

"Data-data dan perhitungan dibuat langsung oleh pengurus ormas yang bersangkutan, dengan keterangan terbatas dari orang-orang yang sudah dikeluarkan dari struktur," kata Singgih.

Singgih enggan menyebutkan nama ormas yang dia maksud. Dia hanya menyebutkan ormas tersebut pernah menjadi relawan pendukung Joko Widodo dan Ahok di pilkada Jakarta tahun 2012.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI