Suara.com - Rabu (22/6/2016) hari ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar upacara peringatan Ulang Tahun Jakarta yang ke 489 di lapangan silang Monumen Nasional.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok menjadi inspektur upacara yang digelar sejak pukul 07.30 WIB.
Sejumlah pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagian datang terlambat mengikuti upacara HUT DKI ke 489. Puluhan pegawai Pemprov DKI yang mengenakan baju kemeja dan kebaya putih yang datang terlambat tidak menuju lapangan upacara. Namun mereka meneduh di sekitaran taman Monas.
Tak hanya itu, mereka pun melakukan foto-foto hingga berfoto selfie di sekitaran taman. Dalam upacara peringatan HUT DKI dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bersama isteri.
Adapun pejabat yang hadir diantaranya Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Moechgiyarto, Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, Pangdam Jaya Mayjen Teddy Laksmana, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Sudung Situmorang.
Sebetulnya, hingga kini tanggal pasti kelahiran kota Jakarta masih menjadi perdebatan di kalangan ahli sejarah. Tanggal 22 Juni 1527 adalah hari kelahiran kota Jakarta yang dulunya bernama Jayakarta.
Menurut sejarawan Sukanto, 22 Juni 1527 adalah hari yang paling dekat pada kenyataan dibangunnya Kota Jayakarta oleh Fatahillah. Setelah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kalapa, Fatahillah sebagai panglima Kesultanan Demak mengubah Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Namun penetapan 22 Juni 1527 sebagai hari kelahiran kota Jakarta dikritik oleh sejarawan Adolf Heyken SJ. Menurutnya, hari jadi kota Jakarta hanyalah sebuah dongeng. Sebab tak ada dokumen yang menyebutkan nama Jayakarta.
Bahkan 50 tahun sesudahnya, saat VOC berkuasa, tetap disebut Sunda Kelapa. Ia menegaskan bahwa Fatahillah adalah orang Arab. Sehingga tidak mungkin apabila orang Arab memberi nama sesuatu dengan bahasa Sanskerta.
Sementara Jayakarta adalah nama dari bahasa Sanskerta. Ia menganggap itu semua dongeng supaya Jakarta memiliki hari ulang tahun.