Suara.com - Pendiri organisasi Teman Ahok, Singgih Widyastono, menyarankan kepada Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman untuk berhati-hati melontarkan pernyataan di depan publik. Hal ini terkait dengan janji Habiburokhman untuk terjun dari tugu Monumen Nasional kalau relawan berhasil mendapatkan formulir dan fotokopi KTP warga Jakarta sebanyak sejuta lembar. Ternyata, Teman Ahok berhasil dan janji politisi tersebut ditagih banyak orang.
"Untuk lebih berhati-hati aja berbicara. Mereka kan politisi harusnya lebih mengerti cara berbicara yang baik dan lebih punya logika untuk mikir," ujar Singgih kepada Suara.com di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Pasar Minggu, Selasa (21/6/2016).
Singgih juga mengaku heran dengan pernyataan Habiburokhman yang meragukan satu juta KTP yang telah dikumpulkan Teman Ahok.
"Kita juga bukan gerakan yang main-main. Sekarang giliran kita sudah punya satu juta KTP dibilangnya KTP dari plastik, mana ada KTP plastik, ini kan ngaco saja. Jadi dia harus lebih hati-hati saja berbicara," kata dia.
Kendati demikian, Singgih tetap tak ingin Habiburokhman terjun dari puncak Monas.
"Makanya kita pikir nggak usahlah (terjun dari Monas), tapi kan manusia yang dipegang janjinya. Bukan saya yang menagih. Tapi kita nggak menyarankan sih," kata dia.
Pada Minggu (20/6/2016) malam, jumlah fotokopi KTP warga Jakarta yang dikumpulkan Teman Ahok mencapai 1.024.632 lembar. Teman Ahok merupakan organisasi pendukung Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama maju ke pilkada Jakarta periode 2017-2022 melalui jalur non partai.
Di tengah ramainya netizen menagih janji, Habiburokhman mengaku tidak percaya dengan satu juta fotokopi KTP yang dikumpulkan oleh Teman Ahok.
"Klaim 1 jt KTP tersebut sangat tidak dapat dipercaya karena satu- satunya pihak yang menghitung, memverifikasi dan mengklaim hanyalah Teman Ahok sendiri," tulis Habiburokhman melalui akun Twitter @habiburokhman
Habiburokhman bahkan meragukan kredibilitas Teman Ahok. Dia menilai klaim meraih satu juta KTP hanya sebagai bargaining politik dengan partai.