Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi membantah, tidak ada satupun Anak Buah Kapal (ABK) berbendera Cina yang terluka akibat insiden di Perairan Natuna, pada Jumat (17/6/2016).
Pernyataan ini sekaligus membantah pernyataan Pemerintah Cina yang menyebut, ada seorang ABK di Kapal Bernomor Lambung 19038, terluka akibat tembakan. Di dalam kapal itu, diketahui terdapat tujuh ABK dan sudah dilakukan penangkapan.
"Enam ABK laki-laki dan seorang ABK perempuan. Mereka dalam kondisi baik dan tidak ada yang terluka," kata Retno dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Senin (20/6/2016).
Dia pun mengatakan, memang ada kerusakan dari kapal tersebut. Namun, kerusakan itu diduga dilakukan dirusak ABK Cina itu sendiri.
"Apa yang dilakukan TNI AL adalah bagian dari pelaksanaan tugas TNI AL untuk melaksanakan hak berdaulat di ZEE kita," jelasnya.
Retno menerangkan, awalnya, TNI AL memergoki 10 sampai 12 kapal asing di Perairan Natuna. Bahkan, pasukan TNI AL ini melihat adanya kapal asing yang sedang melempar jaring.
"Diduga melakukan kegiatan ilegal fishing," kata dia.
Kemudian, sejumlah kapal asing itu melarikan diri setelah melihat Kapal TNI AL. Empat KRI TNI AL pun mengejar dan memerintahkan untuk berhenti. Namun, sejumlah kapal asing itu mengabaikan permintaan TNI AL dan malah melarikan diri.
"Setelah beberapa jam pengejaran dilakukan, tembakan peringatan ke udara dan laut dilakukan, dan semuanya dilakukan sesuai prosedur, ini sekali lagi merupakan langkah penegakan hukum dan hak berdaulat kita di wilayah ZEE," pungkasnya.