Suara.com - Tim SAR dibantu personil TNI/Polri serta masyarakat masih terus mencari penduduk yang menjadi korban bencana tanah longsor dan banjir yang menimpa beberapa wilayah di Jawa Tengah dalam dua hari terakhir ini.
Keterangan yang dihimpun dari berbagai daerah yang tertimpa bencana banjir dan tanah longsor, Senin (20/6/2016), menyebutkan, di Kabupaten Purworejo yang menjadi daerah paling parah bencana tanah longsor, petugas dibantu masyarakat masih konsentrasi pada warga yang diduga masih tertimbun tanah tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, pada Senin pagi korban yang belum ditemukan ada 19 orang, kemudian menjelang siang ditemukan enam orang sehingga yang hilang masih 13 orang.
"Kami kerahkan semua sumber daya yang ada dalam upaya untuk melanjutkan pencarian 13 korban yang belum ditemukan tersebut," katanya.
Hujan lebat yang terjadi di Purworejo pada Sabtu (18/6/2016) mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik. Ada dua titik longsor yang menimbulkan banyak korban, yakni di Dusun Coak, Desa Karangrejo dan di Desa Donorati Kecamatan Loano.
Ia menuturkan pencarian korban akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan setelah terjadi longsor.
"Nanti kita lihat dalam tujuh hari ini bagaimana, tentunya kami berharap 13 korban hilang itu bisa ditemukan.
Selain pencarian korban, katanya juga penanganan terhadap masyarakat yang terdampak yaitu para pengungsi. Sebagian mereka memang ikut keluarganya dan sebagian ditangani pemerintah daerah. Menurut dia penanganan pengungsian, logistik, dan peralatan tidak ada masalah.
"Perlu saya sampaikan adalah pemerintah berupaya melakukan mitigasi dan melakukan upaya pemulihan," katanya.
Bupati Purworejo Agus Bastian mengatakan, jumlah korban tanah longsor ada 62 orang, terdiri atas 33 orang meninggal, 16 orang luka-luka, dan sisanya 13 orang belum ditemukan.
Pada Senin pagi, tim SAR dan relawan kembali menemukan sebanyak delapan orang tewas di lokasi longsor di Dusun Caok Desa Karangrejo dan Desa Donorati, Loano, Kabupaten Purworejo.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Purworejo, Bambang Agus Purwanto mengatakan di Donoroti hingga Senin siang korban yang ditemukan tambah tujuh orang sehingga total 10 orang.
Kemudian di Dusun Caok tambah satu orang sehingga total korban yang ditemukan 11 orang. Dua lokasi tersebut menjadi titik paling parah dan memakan banyak korban, masing-masing lokasi longsor menimbun 16 orang dan 15 orang.
Ia menuturkan tim SAR gabungan, antara lain dari TNI, Polri, BPBD, Banser, dan masyarakat terus mencari korban yang masih tertimbun. Ia mengatakan pencarian korban untuk sementara dilakukan secara manual dengan cangkul, sekop, dan penyemprotan air.
"Sebenarnya di masing-masing lokasi longsor telah disiapkan alat berat, tetapi sifatnya hanya untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor," katanya.
Dari Kabupaten Banyumas dilaporkan bahwa sebanyak 600 warga Desa Watuagung terisolasi material longsoran yang masih menutup jalan utama desa itu sejak bencana longsor yang terjadi pada Sabtu (18/6/2016) malam.
"Mereka bermukim Grumbul Kedung Eyang, Grumbul Karang Jambe, dan Grumbul Plandi. Hingga saat ini, penyaluran bantuan belum bisa berjalan maksimal karena akses jalanya tertutup meterial longsoran," kata Kepala Desa Watuagung Sugito di Tambak, Banyumas, Senin.
Selain itu, kata dia, kincir air pembangkit listrik di tiga grumbul tersebut hanyut terbawa banjir bandang sehingga suasana pada malam hari menjadi gelap gulita. Menurut dia, warga setempat masih terkonsentrasi untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat banjir dan longsor.
"Berdasarkan data yang kami terima, ada 18 rumah rusak berat dan beberapa di antaranya roboh," katanya. (Antara)
Longsor Jateng, 13 Orang Belum Ditemukan
Esti Utami Suara.Com
Senin, 20 Juni 2016 | 19:12 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Banjir dan Longsor di Nepal Tewaskan 148 Orang, 58 Masih Hilang
30 September 2024 | 11:40 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI