Rawan Aksi Kekerasan, Parade Gay di Istanbul Dilarang Digelar

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 17 Juni 2016 | 20:52 WIB
Rawan Aksi Kekerasan, Parade Gay di Istanbul Dilarang Digelar
Bendera pelangi yang identik dengan kaum gay dipegang peserta doa bersama bagi korban penembakan Orlando di depan Gedung Putih, Washington. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Turki melarang digelarnya parade gay tahunan Istanbul di Istanbul karena alasan keamanan. Padahal, parade gay tersebut sedianya akan digelar pada hari Minggu, 19 Juni lusa.

Parade berdurasi satu pekan penuh tersebut setiap tahunnya diikuti oleh puluhan ribu peserta. Namun, lantaran adanya ancaman dari kelompok-kelompok konservatif untuk mengacaukan parade, pemerintah tak mau ambil risiko.

"Diketahui dari beberapa organisasi media, situs, dan media sosial bahwa komunitas LGBT (Lesbian Gay Bisexual and Transgender) akan mengadakan aksi mars yang berlangsung antara tanggal 19 sampai 26 Juni di (lapangan) Taksim," bunyi pernyataan dari Kantor Kegubernuran Istanbul, seperti dikutip oleh Daily Sabah.

"Pertemuan dan aksi mars dilarang digelar oleh Kegubernuran kami, atas alasan keamanan warga kami, khususnya para peserta, dan ketertiban umum".

Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Selasa lalu, kelompok sayap kanan Turki, Alperen Hearths mengatakan bahwa pihaknya "akan melakukan tindakan yang dianggap perlu" untuk menghentikan acara tersebut, demikian seperti dilansir dari Al Jazeera.

"Wahai para pejabat, jangan sampai kami berurusan dengan hal ini. Lakukan apa yang bisa Anda lakukan atau kami yang bertindak. Kami siap mengambil risiko apapun, kami akan langsung mencegah aksi mars ini untuk digelar," kata pemimpin kelompok Kursat Mican.

Kondisi keamanan Istanbul memang bisa terkoyak kapan saja. Pada 7 Juni lalu, sebuah serangan bom yang menyasar bus polisi dan menewaskan 11 orang. Serangan itu merupakan serangan keempat yang terjadi di Istanbul.

Parade gay yang digelar tahun lalu juga dibubarkan oleh polisi bersenjatakan "water cannon" dan peluru karet. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI