Perkosa dan Bunuh Etnis Yazidi, ISIS Dituding Lakukan Genosida

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 16 Juni 2016 | 19:28 WIB
Perkosa dan Bunuh Etnis Yazidi, ISIS Dituding Lakukan Genosida
Para pengungsi etnis Yazidi saat melintasi kawasan Sinjar untuk melarikan diri dari ISIS pada 11 Agustus 2014. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok ISIS melakukan genosida (pemusnahan etnis) terhadap etnis Yazidi yang bermukim di Suriah dan Irak, demikian disampaikan tim penyidik Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (16/6/2016). Menurut tim tersebut, genosida dilakukan terhadap komunitas beranggotakan 400.000 orang tersebut melalui pembunuhan, perbudakan seksual, dan kejahatan lainnya.

Laporan tim PBB tersebut dibuat berdasarkan wawancara terhadap puluhan korban selamat. Dikatakan bahwa ISIS, secara sistematis, mengumpulkan warga etnis Yazidi di Irak dan Suriah sejak bulan Agustus 2014 dengan tujuan menghapus identitas mereka. Menurut PBB, tindakan tersebut sudah memenuhi kriteria kejahatan genosida berdasarkan Konvensi Genosida tahun 1948.

"Genosida terhadap etnis Yazidi tengah berlangsung," sebut PBB dalam laporan tersebut.

Laporan setebal 40 halaman berjudul "They Came to Destroy: ISIS Crimes against the Yazidis", disertai hasil analisis hukum tentang niat dan aksi ISIS yang bertujuan menghapus etnis penutur Bahasa Kurdi tersebut. Yazidi, oleh ISIS, disebut sebagai kaum kafir dan "penyembah setan".

Untuk diketahui, Yazidi merupakan sekte keagamaan yang kepercayaannya merupakan kombinasi antara sejumlah elemen agama di kawasan Timur Tengah.

"Temuan genosida ini seharusnya memicu lebih banyak aksi nyata pada tingkat politik, termasuk pada Dewan Keamanan PBB," kata kepala komisi penyelidikan, Paulo Pinhero.

Anggota komisi, Vitit Muntarbhorn mengatakan bahwa timnya sudah memperinci informasi mengenai tempat, pelanggaran, dan nama-nama para pelanggar. Mereka juga sudah membagikan informasi tersebut kepada sejumlah otoritas negara untuk mempidanakan petempur asing ISIS yang terlibat.

Empat komisioner independen dalam komisi ini mendesak negara-negara kuat dunia untuk membebaskan sedikitnya 3.200 perempuan dan anak-anak yang masih ditawan oleh ISIS. Mereka juga mengajukan kasus ini kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk segera ditindaklanjuti.

"Sudah bukan menjadi rahasia lagi soal niat ISIS menghancurkan warga Yazidi di Sinjar dan itu adalah salah satu elemen yang membuat kami menyimpulkan bahwa tindakan mereka ini merupakan genosida," kata komisioner lainnya, Carla del Ponte.

ISIS, kata komisi ini, mencoba menghapus identitas Yazidi dengan cara memaksa kaum lelakinya untuk memilih, antara berpindah ke kepercayaan yang diyakini ISIS, atau mati. Selain itu, ISIS juga membiarkan anggotanya memperkosa perempuan-perempuan Yazidi, bahkan hingga yang berusia 9 tahun sekalipun. ISIS, imbuh komisioner tersebut, juga menjual perempuan di pasar budak dan mengirim para pemuda Yazidi untuk maju ke medan perang. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI