BIN Mengaku Tak Pernah Diajak Menhan Bahas Intelijen Pertahanan

Kamis, 16 Juni 2016 | 17:10 WIB
BIN Mengaku Tak Pernah Diajak Menhan Bahas Intelijen Pertahanan
Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso didampingi Deputi 6 Bidang Komunikasi dan Informasi Bambang Wiyono dan Deputi 2 Bidang Dalam Negeri Tamrin [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dia berharap adanya perekrutan intelijen pertahanan. Menurut dia jumlahnya tidak perlu banyak, yang penting efektif dan bisa ditempatkan di daerah-daerah.

"Maka dari itu kita bangun dari sekarang," kata dia.

Ide intelijen pertahanan dipertanyakan

Ketua Setara Institute Hendardi menilai sejak awal menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu telah beberapakali mengeluarkan kebijakan kontroversial, termasuk kampanye adanya potensi-potensi ancaman secara berlebihan.

"Dari mulai membentuk kader bela negara dengan paradigma dan pendekatan militer, kampanye kebangkitan PKI, hingga membentuk kantor-kantor wilayah pertahanan di setiap provinsi," kata Hendardi melalui pernyataan tertulis kepada Suara.com, Jumat (10/6/2016).

Menurut Hendardi seringkali rencana itu justru di luar perencanaan, di luar ketersediaan anggaran, dan tampak jalan sendiri tanpa koordinasi memadai dengan kementerian lain. Bahkan, katanya, mungkin Presiden Joko Widodo juga tidak memperoleh laporan dari langkah-langkah Menhan.

Terbaru, kata Hendardi, Menhan akan membentuk satuan intelijen sendiri termasuk kelengkapan satelit pertahanan.

"Menhan tampak bekerja bukan berbasis pada perencanaan dan mandat reformasi pertahanan dan militer sebagaimana diamanatkan UU Pertahanan dan juga UU TNI," katanya.

Menurut Hendardi banyak agenda strategis bidang pertahanan yang justru diabaikan seperti penataan bisnis militer, penataan SDM militer, reformasi peradilan militer, dan transformasi paradigmatik dalam menghadapi tantangan pertahanan mutakhir yang umumnya tidak dalam bentuk tantangan fisik dan serangan.

Kalau alasan kurang informasi, kata dia, di tubuh TNI terdapat satuan-satuan intel yang bisa didayagunakan. Lalu, koordinasi dengan BIN sebagai pusat informasi intelijen negara.

REKOMENDASI

TERKINI