Kemenhan Sebut Intelejan Adalah Hidup Matinya Sebuah Bangsa

Kamis, 16 Juni 2016 | 13:20 WIB
Kemenhan Sebut Intelejan Adalah Hidup Matinya Sebuah Bangsa
Kepala Bagian Instranas Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Paryanto di Jakarta, Kamis (16/6/2016). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional (Instranas) Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Paryanto mengatakan pentingnya sebuah negara memiliki intelijen. Kata Paryanto, Intelijen berkaitan dengan pertahanan yang menyangkut hidup matinya sebuah bangsa.

Hal ini disampaikan Paryanto dalam diskusi media tentang Badan Intelijen Pertahanan di Balai Media Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/6/2016).

"Kalau bicara tentang intelijen pertahanan, kita bicara dulu tentang masalah pertahanan. Masalah pertahanan ini  terkait  dengan hidup matinya bangsa, kalau gagal pertahanan  maka tujuan nasional tidak tercapai,"ujar Paryanto dalam diskusi.

Menurutnya, jika pertahanan gagal, tidak akan ada pertumbuhan, pembangunan dan tidak akan ada kesejateraan. Oleh karena itu kata Paryanto pertahanan menjadi kebutuhan kepentingan seluruh warga negara di seluruh dunia.

"Di seluruh dunia semua punya Kementerian Pertahanan dan sebagian besar punya intelijen, di dalam penyelenggara keamanan menjadi penyelenggara tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini adalah Presiden dan Menteri Pertahanan  tanggung jawab presiden,"ucapnya

Lebih lanjut, Paryanto mengatakan intelijen merupakan badan atau pengetahuan yang berkaitan dengan masalah perumusan kebijakan, strategi nasional dan pengambilan keputusan nasional.

"Jadi suatu kebijakan itu pasti selalu diawali dengan intelijen.  Kebijakan apapun apalagi kebijakan publik, setiap keputusan nasional itu selalu diawali dengan masalah intelijen,"kata Paryanto.

Namun, Kementerian Pertahanan tidak memiliki intelijen, tetapi bertugas untuk menganalisis laporan setiap intelijen di lembaga yang memiliki intelijen

"Masalahnya Menteri Pertahanan yang tadinya punya tugas membantu presiden dalam urusan pertahanan tadi, nggak punya intelijen. Untuk sementara mengisi itu dibuat Badan intelijen Analisa strategis  ditempelkan ke Dirjen strategi pertahanan. Namun biar lebih mantap tetap namanya intelijen,"ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI