Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memarahi salah satu wartawan media online di tengah proses wawancara mengenai adanya dugaan aliran dana dari pengembang proyek reklamasi Teluk Jakarta sebesar Rp30 miliar ke Teman Ahok, organisasi pendukung Ahok untuk maju ke pilkada Jakarta periode 2017-2022 melalui jalur non partai.
"Saya bersih, saya berani periksa harta saya, biaya hidup saya, saya berani dorong undang-undang pembuktian harta terbalik pejabat," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Isu ini membesar setelah dalam rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, Rabu (15/6/2016), anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang mempertanyakan kepada pimpinan KPK mengenai informasi yang dia terima bahwa ada uang Rp30 miliar dari pengembang kepada Teman Ahok.
Menurut Ahok pertanyaan Junimart sudah mengarah ke fitnah.
Tiba-tiba Ahok naik pitam setelah mendapatkan pertanyaan ini dari wartawan tersebut: "Berarti tidak ada pejabat lain yang sehebat bapak?"
"Bukan bilang begitu. Banyak (yang hebat). Saya cuma katakan, tidak usah ngadu domba. Anda kan nuduh saya tidak jujur, lalu saya tanya, kalau saya tidak jujur, kamu berani tidak nantang seluruh republik seperti ini, itu yang saya bilang, tidak usah di-spin," kata Ahok.
Ahok kemudian menanyakan media tempat bekerja jurnalis tadi.
"Anda dari koran apa? Makanya lain kali tidak usah masuk sini lagi, tidak jelas kalau gitu. Saya tegasin, kamu juga tidak usah nekan-nekan saya rekan media, saya tidak pernah takut," kata Ahok.
"Sama kayak Tempo, mana dari Tempo? Mana. Mau nyinggung-nyinggung lagi ngirimin surat sama saya. Saya tidak pernah takut sama kalian jujur saja," Ahok menegaskan.
Tak lama kemudian, Ahok masuk ke ruangan kerjanya.
Setelah Ahok tak kelihatan, salah satu ajudan Ahok menghampiri wartawan yang tadi disemprot Ahok. Dia menenangkannya dan menyarankan agar untuk beberapa hari ke depan jangan liputan di Balai Kota dulu sampai Ahok tenang.
"Sabar-sabar Mas. Kamu jangan ke sini dulu biar bapak tenang dulu, kasihan nanti wartawan lain tidak dapat berita (kalau emosinya pak Ahok tidak bagus)," kata wartawan yang kena semprot Ahok sambil menirukan omongan ajudan Ahok.
Informasi yang diterima, aliran uang kepada relawan Teman Ahok mencapai Rp30 miliar.
Isu tersebut juga dibantah salah satu inisiator Teman Ahok, Singgih Widiastono.
"Tidak ada," kata Singgih kepada Suara.com.
Singgih mengaku kaget dengan munculnya isu tersebut.
"Ini agak aneh, kok kami dibawa-bawa," tutur Singgih.
Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan sedang menyiapkan surat perintah penyelidikan atas dugaan aliran uang dari pengembang kepada teman Ahok.
Menanggapi hal tersebut, Singgih mempersilakan penyidik KPK untuk menyelidiki keuangan Teman Ahok. Singgih mengatakan organisasinya sangat terbuka.
"Kami siap. Silakan, kami terbuka untuk diselidiki. Dan kami kan terbuka. kami," kata dia.
Singgih mengatakan sumber uang untuk kegiatan operasional relawan Teman Ahok selama ini berasal dari hasil penjualan merchandise.
"Kami dana operasionalnya dari merchandise, tak ada yang lain-lain," kata dia.
Ketika ditanya, darimana isu tersebut muncul kalau tak ada dasarnya? Singgih mengatakan tidak tahu.
"Kami belum tahu yang berkembang seperti apa. Kami prinsipnya siap saja diselidiki. Kami melakukan hal yang benar selama ini," katanya.
Staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja, menyatakan tak tahu menahu perihal aliran dana tersebut, apalagi disebutkan melalui dirinya.
"Nggak ada," kata Sunny usai diperiksa KPK sebagai saksi kasus dugaan suap pembahasan dua raperda tentang reklamasi Teluk Jakarta.