Akhirnya, Presiden
Joko Widodo angkat bicara mengenai memilih Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal
Tito Karnavian menjadi calon tunggal
Kapolri.
"Jadi memang benar kemarin 15 Juni 2016 saya telah menyerahkan,
menyampaikan surat permohonan
persetujuan calon Kapolri ke
DPR. Saya mengajukan calon tunggal,
Komjen Polisi
Tito Karnavian," demikian dikatakan Kepala Negara usai melantik gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah di Istana Negara, Kamis (16/6/2016).
Mantan gubernur Jakarta mengungkapkan sebelum memilih Tito dan mengajukan ke DPR, dia sudah menimbang-nimbang semua informasi dari Komisi Kepolisian Nasional, Polri, dan masyarakat. Proses pergantian Kapolri merujuk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI.
"Saya berharap Komjen Tito nantinya dapat meningkatkan profesionalisme Polri sebagai pengayom masyarakat dan juga memperbaiki kualitas penegakan hukum. Terutama terhadap kejahatan narkoba, terorisme, dan juga korupsi," ujar dia.
Jokowi mengatakan memilih Tito karena menurutnya Tito profesional dan memiliki kapasitas sebagai Jenderal Polisi.
"Saya yakini beliau punya kemampuan, cerdas, dan punya kompetensi yang baik," tutur dia.
Saat ini, nama Tito sedang dibahas di DPR.
Di DPR, hari ini, Tito menyatakan siap mengemban tugas.
"Saya sudah mendengar, sudah diberitahu Mensesneg (Pratikno), Seskab (Pramono Anung). Ini perintah bagi saya. Saya memahami, saya termasuk yunior dalam generasi kepolisian. Tapi ini perintah sebagai prajurit, tidak boleh melanggar perintah, apalagi perintah dari Presiden. Pasti saya akan lakukan semaksimal mungkin, apapun resikonya," kata Tito kepada wartawan.
Suara.com - Tito mengaku sudah mendengar namanya akan diusulkan Presiden sejak sekitar tiga hari yang lalu.
Dia menerima, meskipun tahu memotong generasi kepemimpinan di tubuh Polri atau melangkahi banyak senior.
Tito berjanji akan merangkul semua angkatan di Polri sehingga bisa menciptakan reformasi birokrasi di tubuh Polri.
"Sebagai prajurit Polri dan TNI, tidak boleh membantah. Saya akan all out," katanya.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang akan pensiun bulan depan mengatakan sekarang zamannya yang memiliki prestasi yang layak memimpin. Hal ini dikatakan Badrodin ketika dimintai tanggapan wartawan mengenai apakah pengajuan Tito menjadi calon Kapolri oleh Presiden, mengingat banyak masih perwira tinggi yang lebih senior.
"Sekarang sudah zamannya, yang punya kemampuan itulah yang memimpin, jadi bukan angkatannya," kata Badrodin di Istana, Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Badrodin mengatakan mereka yang sudah menjabat di Mabes Polri tetap akan menjabat, tetapi untuk kapolri hanya ada satu.
"Apa terus semuanya harus memimpin, kan nggak mungkin. Kan Kapolri hanya satu, pasti pilih yang terbaiklah," kata Badrodin.
Ketika ditanya apakah para senior akan menerima keputusan itu, Badrodin mengatakan kalau dipilih Presiden pasti akan menerima.
"Nggak ada masalah kita sendiri sebetulnya seluruh pejabat Polri itu mengakui keunggulan Pak Tito, kelebihannya. Dia memang masih junior tetapi dengan ditunjuknya kalau dari sisi kemampuannya, semua mengakui," kata Badrodin.