Suara.com - Menanggapi rencana massa Front Pembela Islam mendemo kantor Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (16/6/2016), aparat kepolisian mengerahkan anggota untuk menjaga lokasi. FPI unjuk rasa karena menilai media grup Kompas menyebarkan berita negatif terkait razia dan penyitaan makanan dagangan warung Tegal milik Saeni di Kota Serang, Banten.
"Pengamanan ada 60 personil dari Dit Sabhara Polda Metro Jaya dan 30 personil dari Polres Metro Jakarta Pusat," kata Kepala Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono.
Selain demonstrasi, perwakilan FPI juga ingin bertemu perwakilan redaksi Kompas untuk memberikan penjelasan secara langsung mengenai latar belakang pemberitaan razia warung makan di Kota Serang.
Awi mengatakan pengamanan dilakukan secara situasional. Bilamana keadaan semakin panas, akan ditambah lagi jumlah anggota yang bertugas.
"Untuk itu kami akan antisipasi kericuhan pada saat audiensi berlangsung," kata Awi.
Peristiwa yang menimpa Saeni mengaduk emosi masyarakat, terutama pengguna media sosial. Netizen bernama Dwika Darmawan sampai menggalang dana untuk membantu Saeni dan korban razia makanan lain di bulan puasa. Penggalangan dana sampai penutupan Minggu (12/6/2016) sekitar jam 12.00 WIB kemarin, terkumpul sebanyak 2.427 donasi dengan total uang sebanyak Rp265.534.758.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo ikut angkat bicara. JK menentang tindakan Satpol PP merazia warung makan, soalnya tidak ada aturan yang melarang warga jualan makanan di bulan puasa pada siang hari. Mendagri juga sampai ikut menyumbangkan dana buat Ibu Saeni.
Presiden Joko Widodo juga turut prihatin dengan kasus tersebut. Sebagai bentuk keprihatinan, Kepala Negara mengutus staf Istana untuk memberikan bantuan berupa uang kepada Saeni.