Tim Kuasa Hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso menilai pasal 340 tentang pembunuhan berencana yang disangkakan kepada kliennya kabur atau tidak mendasar.
"Ada yang percaya Jessica membunuh tapi ada juga tidak percaya. Ini kasus yang aneh karena Jessica dituduh membunuh berencana padahal tak ada seorang pun yang melihat," kata salah satu kuasa hukum Jessica, Sordame Purba saat membacakan nota pembelaan atau eksepsi menggangapi dakwaan Jaksa Penuntut Umum, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
Dia juga mempertanyakan tuduhan kepada kliennya soal sianida yang dituangkan ke es kopi yang diminum Mirna. Pasalnya, kata dia, JPU tidak membeberkan saksi kunci yang mengetahui Jessica membunuh Mirna dengan racun siandia.
"Adalah tercipta opini bahwa Jess pelaku yang sesungguhnya. Karena ada berita padahal tidak ada saksi yang melihat. Tidak ada yang melihat Jess memasukkan racun ke gelas Mirna," katanya
Ditambahkannya, rekaman CCTV di kafe Oliver juga tidak merekam adanya gerakan tangan Jessica yang diduga memasukan zat Sianida. "Saat Mirna meninggal dari CCTV maupun saksi tidak ada gerakan dari Jessica memasukkan sianida."
Tim kuasa hukum juga mempertanyakan pelanggaran lalu lintas yang menjadi catatan kriminal Jessica saat berada di Australia. Menurutnya, pelanggaran lalin di Australia tersebut tidak berkaitan dengan dugaan pembunuhan terhadap Mirna
"Info rekam jejak Jessica di Ausie pernah melanggar lalin. kasus itu hanya pelanggaran lalin dibentuk opini bahwa dia seorang kriminal," katanya.
Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin akan kembali dilanjutkan pada Selasa (21/6/2016) dengan pembacaan tanggapan JPU atas eksepsi tim pengacara Jessica.