Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali dibuat kesal dengan pedagang parsel yang berjualan di pinggiran Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Menurutnya, larangan tidak boleh jualan sudah disampaikan sejak tahun lalu.
"Itu sudah dari dulu saya sampaikan nggak boleh jualan (di pinggir jalan). Mereka ngotot. Boleh nggak jualan sepanjang menjelang lebaran? Saya bilang nggak boleh," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Menurut Ahok setelah banyak pedagang parsel yang berdagang di pinggiran jalan Cikini Raya sering kali menduduki trotoar dan bahu jalan, sehingga menimbulkan kemacetan. Ahok pun telah meminta Satuan Polisi Pamong Praja untuk menertibkannya.
"Coba deh. Begitu coba dagang lagi, apa yang terjadi? Langsung bikin macet. Saya sudah bilang, boleh saja jualan. Tapi nggak boleh bikin macet," kata Ahok.
Menurut Ahok, Pemprov DKI Jakarta sudah menyediakan tempat untuk mereka berjualan di dalam, dan bukan di pinggiran jalan. Ahok menyayangkan para penjual di trotoar sering mencegat pembeli yang masu masuk ke penjual parcel di dalam.
"Ini kan nggak. Mau ngotot berebut cegat pembeli. Yang kasihan (pedagang) yang patuh di dalam," kata Ahok.
Setelah banyaknya pedagang yang menjual di pinggiran jalan Cikini, Ahok menilai mereka sudah mematikan mata pencarian pedagang parsel yang berjulan di dalam.
"Pembeli juga malas kan (kalau di luar ada), ngapain masuk ke dalam? Di pinggir jalan stop mobil tinggal beli kok. Jadi itu namanya tidak adil. Itu membuat semua orang di dalam minta keluar," ujar Ahok.
"Itu yang bikin saya kesel. Saya kasih kaki maunya paha, di kasih paha maunya jantung. Itu yang masalah," tambah mantan Bupati Belitung Timur itu.