Sadis, Penikam Polisi di Prancis Siarkan Aksinya di FB

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2016 | 21:14 WIB
Sadis, Penikam Polisi di Prancis Siarkan Aksinya di FB
Larossi Abballa, lelaki 25 tahun yang menikam polisi di pinggiran kota Paris. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku penikaman polisi Prancis di Magnanville, tepian Kota Paris, dikabarkan menayangkan aksinya secara langsung di Facebook.

Si penyerang, yang dalam beberapa berita disebut-sebut bernama Larossi Abballa, pernah divonis penjara pada tahun 2013 atas aktivitas terkait terorisme.

Larossi dikabarkan sempat meneriakkan "Allahu Akbar" ketika dirinya menikam si polisi sembilan kali di bagian perut. Setelah itu, Larossi menyandera istri dan anak si polisi yang baru berumur tiga tahun.

Polisi sempat mengupayakan negosiasi dengan pelaku untuk membebaskan sandera. Namun, negosiasi gagal dan polisi menyerbu masuk ke dalam rumah lalu menembak pelaku hingga tewas. Istri sang polisi ditemukan sudah tewas, namun anak mereka selamat.

Belakangan terungkap bahwa si pembunuh menayangkan serangannya secara langsung di Facebook, demikian diungkapkan seorang sumber yang dekat dengan penyidik kepada CNN.

Dalam siaran langsung tersebut, Larossi dikatakan sempat mempertimbangkan apa yang akan ia lakukan terhadap anak si polisi, kata pakar pengamat jihad, David Thomson.

Berdasarkan media yang berafiliasi dengan ISIS, Amaq, serangan tersebut dilakukan oleh antek ISIS.

Pada lama Facebooknya, si penyerang mengumumkan kesuksesannya dalam membunuh perwira polisi dan istrinya. Ia juga mengklaim bahwa ia berhubungan dengan saudara-saudaranya di Sham (kawasan yang dikuasai ISIS di Timur Tengah).

"Saya mendeklarasikan dengan keras dan kuat tentang kesetiaan saya terhadap Emir Abu Bakr al-Baghdadi. Saya sudah menjawab seruan Sheikh Abu Muhammad al-Adani," tulis Larossi di Facebook.

Muhammad al-Adani adalah juru bicara ISIS yang pernah menyerukan agar para simpatisan ISIS di seluruh dunia untuk melancarkan serangan mandiri selama bulan Ramadan.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengomentari kasus pembunuhan terhadap seorang komandan polisi Prancis dan istrinya di kediaman mereka di tepian kota Paris, Senin (13/6/2016) malam waktu setempat. Cazeneuve menyebut aksi tersebut sebagai aksi terorisme yang amat hina.

"Sebuah aksi terorisme yang hina telah terjadi kemarin," kata Cazeneuve saat bertemu dengan Presiden Prancis, Francois Hollande, Selasa (14/6/2016). (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI