Ayahanda Ungkap Kondisi Pembantai Klub Gay Sehari Sebelum Beraksi

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2016 | 18:01 WIB
Ayahanda Ungkap Kondisi Pembantai Klub Gay Sehari Sebelum Beraksi
Tersangka penembakan di klub gay Orlando, Florida, Omar Mateen. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ayahanda Omar Mateen, pembantai 49 orang (sebelumnya disebutkan 50), di klub gay Pulse, Orlando, Florida, mengungkap kegiatan sang anak, sehari sebelum beraksi. Seddique Mateen, sang ayah, mengaku bertemu dengan putranya sehari sebelum ia melancarkan aksinya.

Seddique mengaku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan pada Omar.

"Saya tidak melihat sesuatu yang janggal. Dia itu amat licin," kata Seddique kepada Reuters.

Beberapa informasi yang lebih mendetail soal Omar, si pembantai pengunjung klub gay, muncul ke permukaan.

Omar diketahui beribadah di Masjid Islamic Center of Fort Pierce, selama sekitar sepuluh tahun terakhir. Mateen beberapa kali menunaikan sholat dengan Moner Mohammad Abu-Salha, lelaki keturunan Palestina-Amerika yang pada tahun 2014 menjadi pelaku bom bunuh diri Amerika pertama di Suriah. Namun, keduanya (Mateen dan Abu Salha) tidak berinteraksi satu sama lain, kata anggota majelis taklim masjid, Adel Nefzi.

Pada tahun 2014, Mateen diinvestigasi dan diwawancarai untuk kedua kalinya oleh otoritas Amerika Serikat. Investigasi dilakukan terkait dugaan keterlibatannya dengan Abu-Salha. Namun, ketika itu, tidak ditemukan ancaman yang substansial dari diri Omar, demikian dikatakan otoritas AS, Minggu.

Ternyata, Omar dan Abu Salha sama-sama belajar di sekolah yang sama, yakni Indian River State College di Fort Pierce. Omar lulus pada tahun 2006 dengan predikat sarjana kriminal, sedangkan Abu Salha kuliah di sekolah tersebut pada tahun 2010 dan 2011.

Di kalangan tetangga, Omar dikenal sebagai seorang yang pendiam.

"Ia tidak supel. Ia kurang ramah, namun tidak kasar pula," kata Mohammed Jameel, (54) yang juga jamaah masjid tempat Omar beribadah.

Seorang tetangga yang tinggal di kompleks kondominiumnya menyebut Omar sebagai seorang yang "aneh".

"Dengan semua orang yang ada di gedung ini, jika Anda bertemu seseorang, dan Anda saling mengenal, Anda pasti saling menyapa 'Apa kabar?' basa basi," kata si tetangga. "Kalau dengannya, yang ada hanya tatapan aneh," imbuhnya.

Empat puluh sembilan orang tewas terbunuh sementara 53 lainnya terluka dalam serangan tersebut. Kepala Biro Penyidik Federal AS (FBI) James Comey amat yakin bahwa Mateen telah diradikalisasi saat membaca atau menonton propaganda dunia maya. Ia juga menyatakan kesetiaannya kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dalam serangkaian panggilan darurat yang ia lakukan selagi beraksi.(Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI