Terungkap, Pembantai Klub Gay Akrab Sekali dengan Dunia Gay

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2016 | 15:45 WIB
Terungkap, Pembantai Klub Gay Akrab Sekali dengan Dunia Gay
Tersangka penembakan di klub gay Orlando, Florida, Omar Mateen. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fakta mengejutkan tentang Omar Mateen, pembantai puluhan orang di klub gay Pulse, Orlando, Florida, Amerika Serikat, Minggu (12/6/2016) muncul. Ternyata, lelaki yang menghabisi nyawa 49 orang (sebelumnya diberitakan 50 orang), merupakan langganan klub, demikian kesaksian empat pelanggan klub kepada Orlando Sentinel, Senin (13/6/2016).

"Terkadang ia (Omar Mateen) datang lalu pergi ke sudut klub, lalu duduk dan minum sendirian, dan di waktu lain, ia amat mabuk sehingga berisik dan agresif," kata seorang pengunjung bernama Ty Smith.

Kepada Orlando Sentinel, Smith mengaku melihat Mateen berada di dalam klub belasan kali.

"Kami tidak pernah serius berbicara dengannya, namun saya ingat dia pernah bilang soal ayahnya beberapa kali," kata Smith. "Ia juga bilang kalau punya istri dan anak.

Seorang pelanggan klub Pulse lainnya, Kevin West, kepada Los Angeles Times mengatakan bahwa Mateen pernah mengiriminya pesan berulang kali selama setahun, menggunakan aplikasi "chatting" khusus gay.

Sejumlah pelanggan klub lainnya mengatakan kepada media lokal dan MSNBC bahwa Mateen menggunakan beberapa aplikasi gay sekaligus, termasuk Grindr. Mateen juga diketahui pernah berada di Walt Disney World pada bulan April, kata seorang manajer Disney yang enggan disebut namanya.

Istri Mateen, Noor Zahi Salman, tidak mau bekerjasama dengan pihak berwenang, demikian dikatakan seorang penegak hukum seperti dikutip Orlando Sentinel.

Empat puluh sembilan orang tewas terbunuh sementara 53 lainnya terluka dalam serangan tersebut. Kepala Biro Penyidik Federal AS (FBI) James Comey amat yakin bahwa Mateen telah diradikalisasi saat membaca atau menonton propaganda dunia maya. Ia juga menyatakan kesetiaannya kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dalam serangkaian panggilan darurat yang ia lakukan selagi beraksi. (Asia One/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI