PDIP Sebut Calon Gubernur DKI Harus Dekat dengan Jokowi

Selasa, 14 Juni 2016 | 02:01 WIB
PDIP Sebut Calon Gubernur DKI Harus Dekat dengan Jokowi
Presiden Joko Widodo didampingi Dirut PLN Sofyan Basir, Menteri BUMN Rini Sumarno meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran, Bali, Sabtu (11/6). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa calon gubernur yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, harus memiliki kedekatan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Kita mencermati bahwa untuk menjadi gubernur di DKI dibutuhkan sosok yang mampu berkoordinasi dengan baik dan memahami kebatinan bapak presiden juga," ujarnya saat ditemui usai acara peluncuran buku 'Birokrasi Digital' di Jakarta, Senin (13/6/2016) malam.

Selain aspek tersebut, PDI Perjuangan mengedepankan jalur kepartaian untuk memilih pemimpin yang mampu menyatukan seluruh potensi yang ada di DKI, mengutamakan semangat gotong royong, dan mampu mengatasi berbagai persoalan di DKI dalam rangka mendukung pemerintahan Jokowi-Kalla.

Menurut dia, terdapat dua cara yang akan ditempuh PDI Perjuangan menjelang Pilkada DKI 2017.

Pertama, mempersiapkan rencana pemerintahan yang baik untuk DKI dimana setiap kepala daerah yang telah berhasil memimpin daerahnya diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan terbaik untuk masa depan Ibu Kota.

Kedua, berproses optimal untuk menyiapkan sosok pemimpin DKI.

"Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Jangan sampai orientasi kita hanya berhenti pada sosok pemimpin hingga melupakan agenda-agenda strategis yang akan dijalankan oleh pemimpin tersebut," kata Hasto.

Saat ini, kata dia, PDI Perjuangan telah selesai melakukan analisis terhadap 27 calon yang mendaftarkan diri maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI. Analisis tersebut mencakup aspek kepribadian, kepemimpinan, serta kemampuan menyelesaikan masalah.

"Tugas kami tinggal mengerucutkan dari 27 nama itu menjadi lima nama," ujar Hasto. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI