Suara.com - Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, pada Senin (13/6/2016) menyalahkan komunitas Muslim karena tidak tanggap dan melaporkan orang-orang seperti Omar Mateen, pelaku pembantaian di klub gay Pulse di Orlando. Hal itu disampaikan Trump dalam wawancara di CNN.
Menurut Trump, tentu pelaku dikenal oleh orang-orang di komunitasnya sebagai seseorang yang punya kecenderungan melakukan aksi kekerasan.
"Anda akan tahu bahwa banyak orang yang mengenal dia merasa bahwa si orang eksentrik ini... (yang) tahu bahwa sesuatu seperti ini akan terjadi," kata Trump kepada CNN dalam sebuah wawancara via telepon.
"Orang-orang yang mengenal dia, mantan istri, orang-orang lain. Mereka tidak melaporkan. Untuk beberapa alasan, komunitas Muslim tidak melaporkan orang-orang seperti ini," lanjutnya.
Di samping itu, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat memerlukan sistem pengumpulan informasi intelijen yang lebih baik untuk mencegah terjadinya hal seperti ini.
"Kita harus mengawasi masjid-masjid... dan kita harus mengawasi komunitas," katanya.
"Dan percayalah pada saya, komunitas (Muslim) tahu orang-orang mana saja yang berpotensi melakukan hal serupa," ujar Trump.
Sebelumnya, Donald Trump mendesak Presiden Barrack Obama mundur dari jabatannya menyusul pernyataannya yang membantah tragedi penembakan klub gay di Orlando, Florida yang menewaskan 50 orang tak terkait dengan jaringan radikal Islam. Hal ini disampaikan Trump lewat pesannya di Twitter.
"Malam lalu, bangsa kita diserang teroris radikal Islam. Ini merupakan serangan teroris terburuk setelah 9/11 dan yang kedua sejak 6 bulan terakhir. Saya ucapkan belasungkawa untuk korban meninggal dan luka serta keluarganya," tulis Trump.
"Sesuai pernyataannya hari ini, Presiden Obama membantah, bahkan tak berani menyebut Islam Radikal. Karena alasan ini dia seharusnya mundur," lanjutnya. (Reuters)
Pembantaian Klub Gay, Trump Salahkan Komunitas Muslim, Mengapa?
Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 13 Juni 2016 | 21:10 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Telepon Pengacara Donald Trump Disadap Peretas dari China
08 November 2024 | 20:55 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI