Sebagian Kader Golkar Tolak Dukung Ahok, Ini yang Terjadi

Senin, 13 Juni 2016 | 15:29 WIB
Sebagian Kader Golkar Tolak Dukung Ahok, Ini yang Terjadi
Wakil Ketua Partai Golkar Yorrys Raweyai [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski belum diputuskan secara resmi oleh partai, Pelaksana Tugas Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai menegaskan Partai Golkar akan mendukung Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang akan maju melalui jalur non partai politik ke pemilihan kepala daerah Jakarta periode 2017-2022.

Yorrys menambahkan tak masalah bila ada kalangan di internal Golkar yang tidak sejalan dengan dukungan Golkar kepada Ahok yang rencananya akan diumumkan dalam waktu dekat. Salah satu kader yang memberi sinyal tak setuju kalau Golkar mendukung Ahok adalah Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta Zainuddin alias Oding.

"Begini-begini, itu boleh, hak, Oding itu siapa dulu? Oding itu satu orang dari keluarga besar Partai Golkar. Golkar itu kan punya sistem, punya mekanisme dan punya keputusan-keputusan politik,"ujar Yorrys, Senin (13/6/2016).

"Kalau nggak setuju nggak apa-apa, tapi kalau mayoritas setuju dan itu menjadi putusan? Gimana? Oding kan bukan ketua, Oding hanya anggota DPRD, dan kebetulan sebelum ini jadi pengurus DKI," Yorrys menambahkan.

Yorrys berani mengatakan Golkar sudah bulat mendukung Ahok karena dia sudah diberi mandat sebagai pelaksana tugas ketua DPD Partai Golkar Jakarta.

"Kenapa saya sekarang ngomong? Karena saya sekarang ini ditunjuk sebagai plt sampai mengantar pada musda, musda (musyawarah daerah) itu sudah sepakat tanggal 19 Juni," katanya.

"Bahwa ada nggak setuju pasti, tapi kita lihat mayoritas, mekanisme demokrasi kan begitu kita buka saja. Yang nggak setuju silakan, proses demokrasi namanya, tapi ini keputusan partai harus dilaksanakan. Sebagai kader wajib hukumnya gitu saja," Yorrys menambahkan.

Yorrys mengatakan tidak masalah kalau nanti ada kader yang mundur gara-gara tak sejalan dengan keputusan partai.

"Nggak apa-apa, nggak ada masalah kok, boleh. Itu hak dia, kenapa kita harus ikut ribut. Tapi ini keputusan partai," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI