Siapa Omar Mateen, Pembunuh 50 Orang di Klub Gay Orlando?

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 13 Juni 2016 | 08:51 WIB
Siapa Omar Mateen, Pembunuh 50 Orang di Klub Gay Orlando?
Omar Mateen, pelaku penembakan di Pulse Orlando, klub malam bagi kaum gay di Orlando, Florida, AS. [Myspace]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Omar Mateen merupakan warga asal Fort Pierce, Florida, Amerika Serikat, dan sampai akhir hayatnya berusia 29 tahun.

Dia menjadi tersangka penembakan massal hingga menewaskan sedikitnya 50 orang dan lebih 50 orang lainnya luka-luka di Pulse Orlando, sebuah klub malam bagi kaum gay di Orlando.

Di tengah serangan, Mateen sempat menelepon 911 dan berjanji setia kepada ISIS, menurut dua orang pejabat penegak hukum.

Pendukung ISIS telah bersorak atas pembantaian ini melalui sosial media. Kelompok ISIS melakukan propaganda dengan mengklaim bahwa Omar adalah "pejuang" ISIS.

Namun, tidak ada bukti ISIS telah melakukan pengarahan dan memiliki pengetahuan sebelum peristiwa terjadi, kata pengamat terorisme kepada ABC News.

ISIS, yang berbasis di Suriah, telah menargetkan kaum gay untuk melakukan penyiksaan dan pembunuhan di Timur Tengah dan beberapa anggota ISIS bahkan merekap aksi kejamnya saat melempar orang-orang yang dicurigai gay dari atap bangunan.

Pejabat itu menambahkan, selama Mateen menelepon 911, dia juga menyinggung peristiwa pemboman Marathon Boston, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev.

Mateen sendiri masuk dalam "radar" pejabat keamanan AS untuk beberapa waktu, namun bukan target penyelidikan khusus.

Tersangka juga pernah dipantau FBI karena dua kejadian. Yakni, tahun 2013 ketika dia bikin komentar "keras" kepada rekan kerjanya. Kemudian tahun berikutnya, Mateen dikaitkan dengan orang radikal di AS yang menjadi pembom bunuh diri di Suriah.

Orangtua Mateen berasal dari Afghanistan. Dia lahir di New York, namun tinggal di sebuah apartemen di Fort Pierce, Florida, lebih dari 100 mil dari Orlando.

Pejabat juga mengatakan, Mateen membeli dua senjata, pistol, dan "senjata laras panjang" hanya beberapa hari sebelum peristiwa penembakan. Dia menggunakan senjata untuk menyerang adalah pistol Glock dan senapan serbu AR-15.

Mateen punya dua senjata api legal, baik yang berakhir pada bulan September 2017. dia bekerja untuk perusahaan keamanan G4S sejak tahun 2007.

Catatan publik juga menunjukkan Mateen bercerai tahun 2011. Mantan istrinya mentakan, Mateen melakukan kekerasan, emosi tidak stabil dan sering memukul saat masih berumah tanggal.

Mantan istrinya mengatakan bahwa dia bertemu Mateen melalui sosial media sekitar delapan tahun lalu dan pindah ke Florida untuk menikahinya, seperti dilaporkan Washington Post.

"Dia bukan orang yang stabil," kata mantan istri. "Dia memukuli saya. Dia pulang dan mulai memukuli saya karena cucian tidak selesai atau seperti itu."

Mateen setelah itu menikah lagi dan tampaknya punya anak laki-laki dari istri barunya.

REKOMENDASI

TERKINI