Pakar hukum Tata Negara Andi Syafrani mempersoalkan istilah Korps Bhayangkara yang dipakai oleh lembaga kepolisian saat ini. Karena menurutnya, istilah yang berasal dari Zaman Kerajaan Majapahit tersebut sudah tidak relevan lagi buat kepolisian saat ini. Andi mengatakan bahwa istilah tersebut tidak mendukung revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Istilah Bhayangkara menurut saya tidak relevan lagi untuk dipakai oleh kepolisian sebagai slogan. Dari aspek istilah dan sejarah, Bhayangkara berbeda dengan fakta kepolisian modern saat ini," kata Andi dalam diskusi bertajuk "Susah Gampang Mencari Kapolri" di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu(11/6/2016).
Praktisi hukum tersebut pun menjelaskan bahwa istilah Bhayangkara berasal dari Majapahit. Bhayangkara merupakan pasukan elit yang diciptakan untuk memproteksi raja.
"Jadi ini sebenarnya secret service kalau di Amerika, yang tugasnya untuk melindungi raja, kepentingan istana. Jadi kalau masih dipakai sampai sekarang, sama saja polisi kita ini untuk melindungi kekuasan dan menjadi alat kekuasaan," katanya.
Berkaca dari hal itu, Andi menilai, kepolisian sudah tidak sesuai dengan fungsinya. Sebab, polisi seharusnya untuk melayani dan melindungi masyarakat.
"Pada saat Jokowi mendengungkan revolusi mental, saya kira ini saat yang tepat bagi polisi melakukan revolusi mental dengan mengganti simbol dan istilah yang sudah tidak relevan dalam konteks kerja kepolisian saat ini," kata Andi.