YLKI Serukan Konsumen Boikot Grup Lion Air

Sabtu, 11 Juni 2016 | 03:05 WIB
YLKI Serukan Konsumen Boikot Grup Lion Air
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyerukan konsumen untuk memboikot grup Lion Air. Hal ini menyusul kejadian yang menimpa penumpang Wings Air rute Rote Ndao-Kupang.

"Konsumen lebih baik berpikir ulang untuk menggunakan maskapai grup Lion Air sebagai salah satu transportasi udara," kata Tulus melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (10/6/2016).

Tulus mengatakan konsumen sebaiknya memilih maskapai lain yang lebih kredibel dan memperlakukan penumpang secara manusiawi serta tidak mengabaikan keselamatan penerbangan. Kejadian yang menimpa penumpang Wings Air merupakan kecerobohan luar biasa yang dilakukan petugas darat maskapai tersebut.

"Kejadian itu bukan hanya melanggar hak konsumen tetapi juga mengancam keselamatan penerbangan di Indonesia," tuturnya.

Sebelumnya, seorang penumpang Wings Air, anak perusahaan maskapai Lion Air, bernama Taufiq A memulai sebuah petisi daring di laman change.org pada Kamis (9/6/2016) kemarin. Dalam petisi tersebut, Taufiq menceritakan pengalamannya saat menumpang pesawat Wings Air IW 1936 pada Rabu (8/6) dari Rote Ndao menuju Kupang.

Pada saat pesawat semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat, terdapat pengumuman bahwa pesawat kelebihan berat badan dan maskapai meminta kerelaan tiga penumpang untuk tidak ikut dalam penerbangan. Namun, saat sudah ada tiga penumpang bersedia turun, pramugari mempersilakan mereka untuk duduk kembali.

Ternyata, untuk mengurangi beban pesawat, petugas menurunkan seluruh bawaan penumpang yang ada di bagasi. Penumpang baru mengetahui hal itu setelah pesawat mendarat di Bandara El Tari Kupang. Yang membuat Taufiq dan penumpang lain tambah kesal, maskapai mempersilakan untuk mengambil barang-barang mereka pada keesokan harinya di Bandara El Tari.

Menurut Tulus Abadi mengatakan kejadian penumpang Wings Air yang diturunkan sebelum lepas landas merupakan kecerobohan luar biasa yang dilakukan petugas darat maskapai tersebut.

"Kejadian itu bukan hanya melanggar hak konsumen tetapi juga mengancam keselamatan penerbangan di Indonesia," kata dia.

Tulus mengatakan beban pesawat seharusnya sudah bisa dihitung sejak awal oleh "load master" atau bahkan pilot sejak proses "check in". "Load master" yang menghitung berapa berat penumpang, bagasi, pengaturannya dan lain-lain. Karena itu seharusnya tidak perlu terjadi, penumpang yang sudah "boarding" dan masuk ke dalam pesawat disuruh turun kembali dengan alasan pesawat dinyatakan kelebihan beban.

Kalau pun memang ada kelebihan beban, yang seharusnya diturunkan adalah bagasi kargo, bukan bagasi penumpang karena ada prosedur penumpang dan bawaannya di bagasi harus terbang dalam satu pesawat. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI