Suara.com - Ketika memberikan sambutan pada acara Groundbreaking PLTU Lontar 315 MW Unit 4 di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Jumat (10/6/2016), Presiden Joko Widodo mengatakan listrik juga diperlukan untuk membangkitkan roda ekonomi.
Jika listrik tidak ada di desa dan di kampung maka usaha-usaha kecil, seperti penjahit, usaha kerajinan tidak bisa berjalan secara optimal, katanya.
"Inilah kenapa 35 ribu MW kita kejar karena tidak mau kalah dengan negara lain yang terang benderang," ujar Presiden.
Presiden juga menjelaskan bahwa listrik sangat diperlukan industri, seperti pabrik dan hotel. Investor tentunya akan berpikir ulang bila tidak ada pasokan listrik.
"Pasti akan pindah ke daerah lain atau negara lain. Kalau pabrik nggak ada yang berdiri, industri nggak ada yang berdiri, anak-anak muda kita akan kerja dimana. Betapa pentingnya listrik," tutur Presiden.
Pembangunan pembangkit listrik tidak mudah karena berkaitan dengan perijinan dan pembebasan lahan. Saat ini, pemerintah dan juga pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sepakat bekerjasama mengatasi krisis listrik sehingga seluruh Indonesia dapat membangun pembangkit listrik.
"Sehingga kekurangan kita bisa dicukupi dan saya harapkan seluruh menteri dan Dirut PLN juga untuk sering turun ke lapangan untuk melihat masalah yang ada dan segera cepat diselesaikan," ujar Presiden.
Dengan bersama-sama, Presiden berharap satu persatu pembangkit tenaga listrik dari Sabang sampai Merauke setiap dapat dimulai.
"Kita harapkan target 35 ribu MW bisa diselesaikan dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim PLTU Lontar unit keempat saya nyatakan dimulai pembangunannya dan proyek listrik Wilayah DKI dan Banten yang sudah selesai dibangun saya resmikan," ujar Presiden.
Listrik juga sangat diperlukan di dunia pendidikan.
Hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir.