Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, mulai memantau perkampungan nelayan di wilayah itu, menyusul adanya peringatan dini dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang potensi gelombang tinggi dan banjir rob.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Pamekasan Akmalul Firdaus di Pamekasan, Jumat (10/6/2016), pemantauan terhadap perkampungan nelayan dilakukan di empat kecamatan, yakni Tlanakan, Pademawu, Larangan dan Pasean.
"Kami telah menerjunkan tim dari BPDB dan tenaga sukarelawan, untuk memantau kemungkinan adanya banjir rob, serta mengingatkan masyarakat pesisir agar lebih waspada," katanya.
Ia menjelaskan, sesuai pengumuman yang disampaikan BMKG, potensi gelombang besar dan banjir selama lima hari, yakni tanggal 7 hingga 12 Juni 2016.
"Sejak ada pengumuman itu, kami langsung langsung menerjunkan tim, memang perkampungan warga yang tinggal di pesisir pantai," katanya, menjelaskan.
Berdasarkan peringatan dari BMKG terkait gelombang itu disebutkan, bahwa gelombang tinggi di wilayah Jawa Timur berpotensi terjadi di Perairan utara Pulau Jawa meliputi Kabupaten Tuban, Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Probolinggo, Situbondo, dan empat kabupaten di Pulau Madura, yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
Perkiraan ketinggian gelombang mencapai 2 meter, sehingga para nelayan diimbau untuk sementara waktu tidak melaut demi keselamatan.
Sedangkan banjir rob dan gelombang dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan Selatan Pulau Jawa/Samudra Hindia, meliputi Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Lumajang, Jember, Gresik, Tuban, Kota Surabaya, Banyuangi dan Kabupaten Pamekasan.
Hasil pemantauan yang dilakukan tim BPBD, menurut Akamalul Firdaus, banjir rob memang telah terjadi di perairan Pantai Jumiang, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu.
"Di sana air laut telah masuk perkampungan warga, namun tidak terlalu tinggi, yakni antara 20 hingga 40 cm," katanya.
BPBD bersama tim Tagana hingga kini terus melakukan pemantauan. Para nelayan juga diminta untuk sementara waktu tidak melaut, karena gelombong juga tinggi. (Antara)