Suara.com - Rombongan Dewan Pimpinan Partai Golkar yang dipimpin Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia Wilayah I Jawa dan Sumatera Partai Golkar Nusron Wahid menyambangi kantor Sekretariat Teman Ahok di Graha Pejaten, Pasar Minggu, Kamis (9/6/2016).
Usai melakukan pertemuan secara tertutup dengan relawan Teman Ahok, Nusron Wahid mengatakan kedatangannya sebagai bentuk dukungan kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang akan maju lagi di pilkada Jakarta melalui jalur independen.
"Kasarnya, Ahok sekarang ini kan dimiliki rakyat Jakarta diorganisir, Teman Ahok. Jadi saya harus berkomunikasi dengan pihak yang mengorganisir," ujar Nusron.
Bagi Nusron, Golkar dan relawan Teman Ahok memiliki kesamaan sikap untuk membawa Jakarta ke arah pembangunan yang lebih baik.
"Kita mempunyai kesamaan sikap sama, apa kesamaan sikapnya? sama-sama membawa Jakarta ini harus dipimpin oleh orang yang mampu membawa Jakarta jauh lebih baik dan perubahan dalam arti reformasi Jakarta clean government supaya hidup lebih nyaman nggak sumpek," kata dia.
Nusron menilai Ahok sudah teruji dan terbukti bisa memimpin Jakarta.
Selain membicarakan dukungan kepada Ahok, pertemuan tadi juga membahas Undang-Undang tentang pilkada yang baru disahkan DPR. Khususnya ketentuan dalam Pasal 48 yang menyebutkan adanya verifikasi faktual dukungan kepada calon perseorangan. Pasal ini sebelumnya disebut-sebut untuk menjegal Ahok atau calon perseorangan lainnya karena syaratnya menjadi sangat ketat.
"Adanya undang-undang baru, Pasal 48, kan kita perlu diskusi, simulasi-simulasi dan alternatif yang ada. Jangan sampai niat baik yang mulia ini putus di tengah jalan hanya karena kita tidak menyiapkan simulasi dan strategi yang ada," katanya.
Nusron berharap Ahok tetap maju. Kepada partai politik yang mendukung Ahok diharapkan jangan ada kepentingan terselubung.
"Intinya Ahok jangan sampai terjegal mau dengan jalur lewat independen atau partai politik. Yang penting Ahok bisa maju tanpa reshuffle, tidak bisa di barter dengan apapun, ditekan-tekan, dimintai mahar dan dikendalikan yang tidak sesuai dengan visi yang membawa Jakarta lebih baik," kata dia.