Suara.com - Pahlawan tinju Filipina, Manny Pacquiao memberikan penghormatan terhadap Muhammad Ali, yang kematiannya membawa kembali kepada kenangan indah pada bulan Oktober 1975 di mana pertarungan antara Ali dan Joe Frazier.
"Kita kehilangan orang besar," kata Pacquiao yang baru terpilih jadi senator itu melalui laman Facebook-nya.
"Manfaat tinju dari bakat Muhammad Ali tapi tak sebanyak manfaat dari sisi kemanusiannya."
Pacquiao, yang mengumumkan pensiun pada bulan April lalu, mengunggah pesan serupa di Twitter. "Anda akan selalu menjadi Kambing," mengacu pada pertunjukan Ali sebagai "The Greatest of All Time."
Dalam wawancara terpisah dengan stasiun TV lokal, Pacquiao mengatakan bahwa Ali jadi inspirasinya ketika dia mulai bertinju.
Dia mengatakan legenda tinju itu tak hanya mencapai sesuatu di ring tinju, tapi juga dalam kehidupan.
Pada bulan April 2015, Ali menulis pesan di Twitter untuk Pacquiao dan lawannya, Floyd Mayweather dengan kata-kata,"Bergemuruh, pemuda, bergemuruh!"
Pada 1 Oktober 1975, juara kelas berat tiga kali itu dianggap kritikus sebagai pertandingan tinju terbesar dalam sejarah. Dimenangkan oleh Ali dengan TKO atas petinju senegaranya, Joe Frazier, di Araneta Coliseum, Metro Manila, dan ditonton oleh pemirsa di seluruh dunia.
Setelah pertarungan, pemilik arena itu mengatakan mengatakan kepada Ali bahwa dia akan membangun mal dan pakai namanya. Ali Mall pun masih berdiri sampai sekarang.
Komentator olahraga Ronnie Nathanielsz yang menemani Ali dari Hawaii dengan penerbangan Philippine Airlines mengatakan petinju asal Amerika Serikat itu disambut puluhan ribu penggemar di Filipina, "seperti Paus (pemimpin Katolik Roma)" dari bandara ke Manila Hilton.