Heran, Indonesia Kaya Peternakan Tapi Harga Daging Mahal

Rabu, 08 Juni 2016 | 14:09 WIB
Heran, Indonesia Kaya Peternakan Tapi Harga Daging Mahal
Pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (7/6). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid heran dengan harga daging sapi yang melonjak mahal saat Ramadan tiba. Padahal Indonesia mempunyai banyak peternakan.

"Karena memang tidak masuk akal juga, di negeri yang sangat kaya akan peternakannya, perkebunannya, ladang-ladangnya, kemudian mengalami kelangkaan daging, ini suatu hal yang aneh," kata Hidayat, di Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Rabu (8/7/2016).

"Apalagi kemudian solusinya ada impor daging, seperti yang dikatakan Pak Oesma Sapta Odang, itu kan ada kartel," tambah Hidayat.

Hidayat menilai, penting bagi Presiden Jokowi untuk turun lagi ke lapangan, seperti kebiasaannya yang dulu, blusukan.

"Ini kan sudah daging mahal, impor lagi. Jadi Pemerintah harus benar-benar hadir, dan menurut saya Pak Jokowi penting untuk melanjutkan jurus blusukannya itu. Bukan hanya ke pasar, tapi ke pusat-pusat penggemukan sapi, pengepul sapi, untuk kemudian dapat betul-betul mendapatkan fakta," tutur Hidayat.

Hidayat menduga adanya permainan pasar oleh para pengusaha daging. Sebab itu, Presiden Joko Widodo harus memastikan sendiri mengenai fakta yang ada di lapangan. Jokowi harus blusukan.

"Dulu kan pernah dibongkar KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), ada permainan di antara pebisnis besar, ini menurut saya, Presiden harus hadir untuk blusukan ke pasar-pasar, juga kepada pihak-pihak yang dikenal selama ini pemain dalam ekspor impor sapi ini," kata Hidayat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI