Inilah Penampakan Sisa Rudal yang Bunuh 12 WNI di Pesawat MH17

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 08 Juni 2016 | 02:05 WIB
Inilah Penampakan Sisa Rudal yang Bunuh 12 WNI di Pesawat MH17
Sisa rudal Buk yang menjatuhkan pesawat MAS MH17. (JIT)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para jaksa yang menggelar penyelidikan kriminal terhadap jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina dua tahun silam, mempublikasi sebuah foto yang diklaim memperlihatkan serpihan rudal Buk dari lokasi jatuhnya pesawat. Seperti diketahui, pesawat rute Amsterdam-Kuala Lumpur tersebut diduga jatuh pada 17 Juli 2014 akibat dihantam rudal Buk buatan Rusia yang dioperasikan oleh separatis Ukrainia pro Rusia.

Foto dari Tim Penyidik Gabungan (JIT) memperlihatkan serpihan tabung venturi, yang merupakan sistem pembuangan rudal.

Para jaksa yang mengurus kasus ini di Belanda mengatakan, saat ini penyelidikan masih terus dikembangkan. Mereka berjanji akan menyampaikan hasil penyelidikan mereka setelah musim panas.

Mereka mengatakan sudah membuat "sejumlah permintaan" dukungan hukum dari negara-negara yang terlibat dalam insiden ini. Namun, mereka masih menunggu informasi dari Rusia terkait rudal Buk yang diyakini menyebabkan jatuhnya pesawat dan 298 orang di dalamnya.

Para jaksa menyebutkan, laporan akhir penyelidikan akan mencakup rincian dari senjata yang digunakan dan lokasi pasti dari mana rudal tersebut ditembakkan. Pesawat tersebut jatuh di kawasan yang dikuasai pemberontak Ukraina.

Dua pertiga penumpang dalam pesawat merupakan warga negara Belanda. Sebanyak 12 warga negara Indonesia juga ikut menjadi korban dalam insiden tersebut.

Para penyidik, yang datang dari negara Belanda, Australia, Malaysia, Belgia, dan Ukraina, mengatakan akan menyampaikan kesimpulan penyelidikan mereka pada sebuah sidang pengadilan kriminal. Pemerintah dari negara-negara tersebut juga bertekad untuk menyeret mereka yang bertanggung jawab ke meja hijau, dan bila perlu mereka berencana menggelar sebuah persidangan internasional. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI