Analis Intelijen: Puasa, Waktu Baik Kelompok Santoso Menyerah

Selasa, 07 Juni 2016 | 10:31 WIB
Analis Intelijen: Puasa, Waktu Baik Kelompok Santoso Menyerah
Pakar Intelijen dan Terorisme, Ridlwan Habib. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok teror Santoso sampai saat ini masih buron. Mereka dicari polisi karena melakukan sejumlah aksi teror.

Sampai saat ini polisi belum bisa menangkap mereka. Padahal, menurut Analis Intelijen Ridlwan Habib, dukungan bagi kelompok ini di luar Poso sudah tak ada. Sehingga Ramadan ini dianggap hari baik untuk mereka menyerah.

"Saya kira begitu lebih baik ya. Lagipula dukungan bagi kelompok ini dari luar Poso sudah tidak ada," kata Ridlwan saat berbincang dengan suara.com, Selasa (7/6/2016).

Kelompok Santoso sudah membuat risalah berjudul ‘MIT Yang Terlupakan’. Isinya kekecewaan mereka karena tidak didukung kelompok pro Isis di Indonesia. Mereka kecewa karena kelompok pro Isis di Indonesia justru fokus pada Suriah. Sementara mereka mati matian bertahan hidup di Poso.

“Kekuatan kelompok Santoso tinggal 18 orang,” kata dia.

“Dengan area hutan dan bahan makanan yang sangat terbatas. Sudah tidak mungkin menang melawan 3500 anggota TNI Polri. Kalau diteruskan, pasti konyol bagi Santoso," lanjut dia.

Lagipula, lanjut Ridlwan, militant Santoso ini punya istri dan anak yang hidup susah di kota Poso. Istri dan anak pertamanya yang bernama Wardah itu justru hidup atas bantuan Kopassus yang membuatkan warung.

"Sudahlah Santoso akhiri saja di bulan Ramadan ini. Bertaubat dan kembali ke bumi Poso," seru Ridlwan.

Dia meyakini 18 anggota Santoso juga sudah berada dalam kondisi psikologis yang tertekan.

"Bulan Puasa bisa menjadi momentum. Akhiri gerilya di gunung Biru. Kembali ke keluarga dan masyarakat," himbaunya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI